Dark/Light Mode

Elektabilitas Ganjar di Pilpres 2024 Terus Naik

Jika Mega-Jokowi Merestui, Apa Puan Sanggup Nerima?

Senin, 3 Agustus 2020 07:07 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Foto: Instagram/ganjar_pranowo)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Foto: Instagram/ganjar_pranowo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertarungan capres 2024 semakin dinamis. Terbukti, elektabilitas dan akseptabilitas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengalami tren kenaikan yang sangat signifikan.

Jika tren kenaikan ini terus berlanjut hingga 2024, maka jalan Ganjar sebagai calon presiden bakal mulus. Apalagi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi bakal merestui. Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Sosial & Kajian Ekonomi Politik (Lanskap) Tarli Nugroho saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin. 

Baca juga : Elite Gerindra Tidak Mau Ambil Pusing dan Baper

Menurut Tarli, untuk mendapatkan tiket capres 2024 dari PDI Perjuangan harus mendapatkan tanda tangan dari Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi. “Saat ini, di PDIP ada dua matahari. Pertama ketum PDIP, Megawati. Kedua adalah Jokowi. Meskipun Jokowi disebut petugas partai, tapi dalam posisi presiden dia pun matahari juga di dalam PDIP. Artinya, capres harus disetujui oleh mereka berdua,” ujar Tarli. 

Untuk pemilu 2024, Tarli melihat sosok Ganjar Pranowo adalah titik temu dari Megawati maupun Jokowi. Sejauh ini, Megawati tidak keberatan dengan figur Ganjar. “Bagi Megawati, Ganjar adalah kader yang loyal. Dua kali gubernur dan DPR.” 

Baca juga : Ngaku Defisit Pasca Pak JK, Golkar Pingin Punya Jagoan Sendiri

Dari sisi Jokowi, Ganjar juga sosok yang diterima. Tidak ada permasalahan. Ganjar dan Jokowi sama-sama di Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama). Selama ini, Kagama salah satu organ penting dalam pemenangan Jokowi di periode pertama dan kedua. “Jokowi tidak keberatan atas figur Ganjar. Ganjar adalah figur kompromi yang bisa disetujui oleh kedua pihak,” katanya. 

Namun, yang menjadi batu sandungan bagi Ganjar adalah restu Puan Maharani. Apakah Puan menerima atau tidak. Sebab, menurut Tarli, Puan merasa posisinya sudah lengkap dan di puncak. Pernah menjadi menteri dan sekarang ketua DPR. Ke depan harus capres atau cawapres. “Persoalannya apakah putri mahkota (Puan) ini mau dikasih apa oleh Ganjar. Saya kira persoalannya itu saja. Kalau dari personal tidak banyak kendala antara Puan dan Ganjar.” 

Baca juga : Jika Trump Tolak Kekalahan Di Pilpres, Biden Minta Militer AS Turun Tangan

Tapi, jika Puan ngotot untuk posisi capres, Tarli melihat elektabilitas dan kapasitas Puan belum memadai. Posisi Puan cocok untuk cawapres. “Permasalahannya apakah PDIP mau jadi cawapres. Sebagai partai pemenang pasti tidak mau mencalonkan wakil presiden.” 

Sebaiknya, Puan harus mengikhlaskan kursi capres untuk orang lain. Puan harus melihat sejarah ketika Megawati bertarung sebagai capres kerap mengalami kekalahan. Berpasangan dengan Hasyim Muzadi kalah, lalu berpasangan dengan Prabowo Subianto juga kalah. “Hambatan Puan terlalu besar. Agak sulit menawarkan Puan di level presiden,” tandasnya. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.