Dark/Light Mode

Jika Trump Tolak Kekalahan Di Pilpres, Biden Minta Militer AS Turun Tangan

Sabtu, 13 Juni 2020 07:09 WIB
Donald Trump dan Joe Biden. (Foto: ist)
Donald Trump dan Joe Biden. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, meminta militer Amerika Serikat (AS) mau tegas menindak jika nanti Donald Trump menolak hasil pemilu presiden November mendatang.

Hal ini diutarakan Biden karena ia merasa percaya diri akan meraih kemenangan dalam pil­pres November nanti. Mantan wakil presiden era Barack Obama ini pun yakin, Trump pastinya tidak akan menerima hasil pilpres jika ia dinyatakan kalah.

“Satu­-satunya kekhawatiran terbesar saya: Presiden ini tidak menerima kekalahan. Ia akan mencoba mencuri pemilihan ini,” ujar Biden dalam sebuah wawancara Rabu malam (10/6), dikutip Reuters, kemarin.

Baca juga : Sekolah Secara Online Dilanjutkan, Wakil Rakyat Minta Kurikulumnya Dimatangkan

Biden tidak merinci bagaima­na Trump, petahana Partai Re­publik bertindak curang. Namun Biden merujuk pada penolakan Trump terhadap polling media yang menunjukkan suara untuk Biden lebih tinggi dari Trump.

Ditanya apakah dia pernah mempertimbangkan apa yang akan terjadi jika Trump menolak meninggalkan Gedung Putih jika kalah, Biden menjawab, “Ya, sudah. Kita minta pihak militer bisa tegas.”

Menanggapi Biden, Direktur Komunikasi untuk kampanye pemilu Trump, Tim Murtaugh mengatakan, Trump akan sportif menerima segala hasil pemilu. “Ini hanyalah teori konspirasi tak berperasaan dari Joe Biden. Presiden Trump sudah tegas mengatakan dia akan menerima hasil pemilihan 2020,” tegasnya.

Baca juga : Jokowi Tak Gelar Open House, Menteri Juga Jangan Gelar

Tarik Hasil Jajak Pendapat

Namun penegasan tim kampa­nye Trump di atas sepertinya cuma omong kosong. Buktinya, mereka meminta tim CNN untuk menarik hasil polling yang menunjukkan

Trump kalah jauh dari Biden. Berdasarkan hasil polling ter­ akhir CNN, Trump tertinggal 14 poin dari Biden, dengan angka 55 persen dan 41 persen. CNN juga mencatat, popularitas Trump hanya sebesar 38 persen. Jauh lebih rendah dari Jimmy Carter dan George HW Bush di masa pemilihan presiden kedua.

Baca juga : Jika Listrik Tak Dikompensasi, Pendapatan PLN Bisa Berkurang

Tim Trump tidak menerima hasil polling dan meminta CNN meminta maaf atas hasil tersebut. Namun, CNN ogah memenuhi permintaan Trump dan menegas­kan hasil polling mereka sesuai dengan kenyataan.

“Kami tidak akan menarik hasil polling. Kami sudah melakukan riset sesuai aturan,” tegas juru bicara CNN Matt Dornic. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.