Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bantu Pendidikan, PKB Inisiasi GBB

Kamis, 13 Agustus 2020 21:30 WIB
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Foto: Ist)
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penurunan kualitas pendidikan akibat pandemi virus corona menjadi ancaman nyata. Untuk itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menginisiasi Gerakan Bangkit Belajar (GBB).

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan, program ini untuk membantu siswa, guru maupun wali murid yang kesulitan mengikuti proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

“Ancaman lost generation akibat Covid-19 bukanlah pepesan kosong. Kita semua harus benar-benar mengantisipasi hal ini, agar tidak sampai terjadi. Kasihan generasi kita di masa depan jika mereka tumbuh tanpa kompetensi memadai,” ujar Cak Imin, sapaan Muhaimin Iskandar, saat Kick Off Gerakan Bangkit Belajar di Gerung Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (12/8).

Wakil Ketua DPR ini menjelaskan, berdasarkan kajian Bank Dunia yang dirilis 18 Juni 2020, bahwa telah terjadi penurunan kualitas pendidikan dari para peserta didik di seluruh dunia akibat pandemic Covid-19. Penutupan sekolah telah memicu penurunan nilai ujian rata-rata hingga 25 persen.

Baca juga : Jika Mampu Kendalikan Laju Covid-19, PDB Indonesia Bisa Pulih di Kuartal IV

Pandemi ini juga menurunkan efektivitas tahun sekolah dasar yang dicapai anak-anak dari 7,9 tahun menjadi 7,3 tahun. “Akibat penutupan sekolah ini banyak anak-anak kita yang gagal mempelajari berbagai materi baru dan melupakan banyak hal yang telah mereka ketahui sebelumnya,” katanya.

Hal yang sama, kata Cak Imin, juga disuarakan oleh Unicef. Berdasarkan pernyataan berjudul Covid-19 dan Anak-anak di Indonesia pada Mei 2020 menyajikan bukti, bahwa virus corona telah secara luas mengganggu kestabilan pendapatan keluarga-keluarga Indonesia. Kondisi tersebut berdampak pada tiga hal penting. Yakni terganggunya kinerja gizi, pendidikan, dan perlindungan anak.

“Khusus di bidang pendidikan, pernyataan Unicef menegaskan, wabah ini memicu penurunan kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang peserta didik akibat menurunnya waktu kualitas belajar,” katanya.

Fakta-fakta tersebut, lanjut Cak Imim, harus disikapi secara serius oleh semua pemangku kepentingan di Indonesia. Upaya menyelamatkan pendidikan anak-anak Indonesia harus menjadi usaha bersama. Apalagi hingga saat ini berakhirnya masa pandemi Covid-19 di tanah air belum bisa diprediksi.

Baca juga : Adkasi: Permendagri Bantu BPIP Membumikan Pancasila

“Selain langkah-langkah di sektor kesehatan dan pemulihan ekonomi, kita bersama juga harus berkontribusi terhadap upaya menyelamatkan sektor pendidikan di tanah air. Sebab pendidikan merupakan investasi besar bagi masa depan genarasi muda dan bangsa ini,” katanya.

Sementara, Wakil Sekjen PKB Syaiful Huda menambahkan, GBB terus berupaya membantu menyelesaikan kendalah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dialami peserta didik. Di tahap awal, GBB akan mendirikan posko belajar di 2.156 titik, dilengkapi wifie, smartphone, dan relawan pendamping di 34 provinsi di Indonesia.

“Kendala utama saat PJJ adalah kesulitan peserta didik dalam mendapatkan kuota internet, tidak adanya smartphone, maupun kesulitan memahami materi karena tidak adanya pendamping. GBB berupaya menyelesaikan kendala-kendala utama tersebut,” ujar Huda.

Koordinator Nasional GBB ini menjelaskan, pola PJJ hingga saat ini masih menjadi pilihan paling aman di saat penularan corona belum terkendali. Meskipun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengizinkan pembelajaran tatap muka di zona hijau dan kuning, banyak orang tua yang masih enggan mengizinkan anak-anak mereka kembali ke sekolah.

Baca juga : Jelang Idul Adha, Pertamina Siapkan Pasokan LPG dan BBM

“Kekhawatiran itu bisa dipahami. Karena hingga saat ini penularan Covid-19 masih terus berlangsung. Penambahan pasien positif masih di atas 1.000 kasus per hari. Jadi wajar jika para orang tua khawatir. Meski ada juga orang tua yang setuju anak mereka segera sekolah karena frustasi dengan PJJ,” katanya. TIF

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.