Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Fahri Hamzah Soal Dinasti Politik

Dulu Macan, Kini Meong

Sabtu, 19 September 2020 06:20 WIB
Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah. (Foto: Instagram)
Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah. (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Saat masih jadi anggota DPR dari PKS, Fahri Hamzah bisa dibilang “Macan Senayan”. Kritiknya ke pemerintah, pedas-pedas. Cakarnya selalu menghujam sampai ke jantung terdalam. Tapi, saat bicara soal dinasti politik, Fahri yang sekarang jadi Waketum Partai Gelora, berubah seperti “Meong”. Dia tak ikut barisan yang selama ini memprotes keras tumbuh suburnya dinasti politik di panggung Pilkada.

Hal itu terlihat saat Fahri mendukung penuh pencalonan putra dan menantu Presiden Jokowi: Gibran Rakabuming Raka di Solo dan Bobby Nasution di Medan.

Baca juga : Duh, Virus Dinasti Politik Nular Ke Partai Gerindra

Keputusan resmi dukungan Partai Gelora ke Gibran dan Bobby sudah disuarakan, pekan-pekan lalu. Banyak yang mengkritik sikap partai yang dipimpin Anis Matta, eks Presiden PKS yang juga sobat karib Fahri ini.

Menanggapi kritikan itu, Fahri menegaskan, dukungan tersebut bukan berarti melanggengkan dinasti politik kekuasaan. “Dalam negara demokrasi, tidak akan terjadi dinasti politik,” ujar Fahri, kasih argumen, kemarin.

Baca juga : Palestina Mikir Keluar dari Liga Arab

Fahri melanjutkam, kekuasaan demokratis tidak diwariskan melalui darah secara turun temurun. Tetapi, dipilih melalui prosesi politik. Belum tentu menang, belum tentu kalah.

Eks Wakil Ketua DPR ini menjelaskan, saat ini satu-satunya dinasti politik yang tersisa di Indonesia hanya Dinasti Hamengku Buwono di Yogyakarta. Lalu, Fahri menuding orang-orang yang kontra dengan keputusan Gelora mendukung Gibran dan Bobby tidak mengerti konsep dinasti atau oligarki politik. “Pasti enggak baca itu teori te ori terminologi dinasti politik,” sindirnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.