Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Moeldoko Dituding Mau Kudeta Parpol Pemerintah

PPP, Hanura Dan PAN Kirim Serangan Balik

Rabu, 31 Maret 2021 07:17 WIB
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko (Foto: Antara)
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dinamika politik Partai Demokrat menyeret-nyeret beberapa nama partai politik koalisi pemerintah. Ketua Umum versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko dituding sempat mau mengkudeta Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Golkar. Lalu apa tanggapan mereka?

Wakil Ketua Umum PPP, Arsul Sani menepis tudingan itu. Dia menegaskan, komunikasi partainya dengan Moeldoko sangat baik. “Saya tidak pernah mendengar Pak Moeldoko punya niat mengkudeta kepengurusan PPP,” ujar Arsul kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurutnya, dinamika politik yang terjadi di internal PPP, tidak ada keterlibatan Moeldoko. Apalagi skenario partainya mau dikudeta pihak eksternal. “Setahu saya tidak pernah juga ada elemen internal PPP yang mengajak-ajak Pak Moeldoko melakukan kudeta kepengurusan di PPP,” ujar Wakil Ketua MPR ini.

Baca juga : Pemeritah Sukses Kantongi Dana Rp 4,75 Triliun

Hal senada diungkapkan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP, Achmad Baidowi. Dia memastikan, pada Muktamar IX PPP pada Desember 2020, hanya ada dua calon yang muncul. Yaitu Suharo Monoarfa, dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, tanpa Moeldoko.

Ketua DPP Partai Hanura, Inas Nasrullah Zubir juga menepis tudingan itu. Memang, Moeldoko pernah terlihat tampil menggunakan jas orange berlogo Partai Hanura. Namun, itu hanya sebatas bentuk penghormatan Moeldoko kepada Ketua Umum Hanura, Oesman Sapta Odang alias OSO. “Kamhar Lakumani sok tahu, asal jeplak,” ujar Inas.

Sementara Sekretaris Jenderal Partai Hanura, Gede Pasek Suardika enggan mengomentari polemik KLB Partai Demokrat. Mantan politisi Demokrat itu konsisten dengan fakta yang dibeberkannya, bahwa mantan Ketua Umum Demokrat, Anas Urbaningrumlah yang dikudeta.

Baca juga : Ketua DPD Minta Pemerintah Jamin Sirkulasi Daging Lancar

“Saya tidak mau ikut komentari urusan KLB Demokrat. Saya hanya mau jelaskan fakta dan sejarah Anas Urbaningrum saat dulu dikudeta dengan berbagai cara saja,” ujar Pasek kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi. Baginya, komunikasi partainya dengan Moeldoko berjalan baik. Tudingan Moeldoko akan mengkudeta PAN sama sekali tidak benar.

“Jika ada rumor yang menyatakan Moeldoko akan masuk ke PAN atau mengambil alih kepemimpinan PAN, itu berita yang tidak benar, menyesatkan, menggelikan, dan hoaks,” katanya, kemarin.

Baca juga : Pemerintah Andalkan Penerimaan Pajak

Juga soal konflik yang terjadi di Partai Demokrat, PAN pun enggan berspekulasi. Partainya tidak mau ikut campur urusan rumah tangga partai politik lain.

Sebelumnya, Deputi Bidang Badan Pemenangan Pemilu Dewan Pimpinan Pusat (Bappilu DPP) Partai Demokrat, Kamhar Lakumani kepada awak media mengatakan, Moeldoko sempat mencoba mengkudeta empat parpol, sebelum akhirnya menduduki posisi Ketum Partai Demokrat jalur KLB. Empat parpol itu yaitu PPP, Hanura, PAN, dan Golkar. Namun, upaya kudeta yang dilakukan Moeldoko itu gagal karena empat parpol tersebut bagian dari koalisi pemerintah.

“Operasi politik seperti ini bukan pertama kalinya dilakukan Moeldoko untuk memenuhi syahwat politiknya. Sebelumnya, dia pernah mencoba di Partai Golkar, PPP, Hanura, dan PAN,” kata Kamhar.  [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.