Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ngaku Didesak Arus Bawah

Yenny Belum Mikir Jadi Ketum PKB

Kamis, 22 April 2021 07:39 WIB
Yenny Wahid (Foto: Net)
Yenny Wahid (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dinamika internal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sampai juga ke telinga Zannuba Arrifah Chafsoh alias Yenny Wahid. Putri Presiden Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid itu mengakui, ada arus bawah partai yang mendorongnya mengambil alih partai dari kepemimpinan Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

“Dorongan dari arus bawah memang ada. Tetapi Mbak Yenny belum berpikir ke sana,” ujar juru bicara Yenny Wahid, Imron Rosyadi Hamid kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Dia tak merinci arus bawah mana yang mendorong putri kedua Gus Dur -sapaan akrab almarhum Presiden Abdurrahman Wahid- itu untuk memimpin PKB. Namun, dipastikan ada ketidakpuasan pengurus daerah atas gelaran Musyawarah Cabang (Muscab) serentak 2021. Baginya, PKB di bawah komando Cak Imin menunjukkan watak oligarkis dan nepotisme.

“Ini tidak sehat bagi pengembangan demokrasi partai politik,” tegasnya.

Baca juga : Tak Disangka, Merauke Punya Potensi Jadi Lumbung Padi Nasional

Imron menceritakan sejarah kelam perebutan kekuasaan masa lalu antara Cak Imin dengan Gus Dur. Sejarah mencatat, Gus Dur selaku Ketua Dewan Syuro 2008 sempat memecat Cak Imin di posisi Ketum PKB hingga berujung munculnya dua Muktamar Luar Biasa (MLB).

Singkat cerita, Cak Imin menang dan diakui pemerintah melalui Muktamar Ancol. Setelah peristiwa ini, politisi dari kubu Gus Dur, dan simpatisannya tidak mendapatkan posisi strategis dalam pengurusan partai dan apapun di PKB.

“Sejarah masa lalu Cak Imin dalam memperlakukan Gus Dur dalam konflik PKB masih terus diingat warga Nahdlatul Ulama (NU). Gus Dur itu tidak sekadar pendiri PKB, tetapi juga cucu Hadratus Syech Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, yang seharusnya tidak diperlakukan seperti itu,” kenangnya.

Soal protes pengurus daerah ihwal Muscab Serentak 2021, Yenny menurut Imron meminta, internal DPP PKB dan para sesepuh mengingatkan Cak Imin dan lingkaran elitenya kembali kepada sejarah awal berdirinya partai.

Baca juga : Kunjungi Pulau Dewata, Anindya Bakrie Didoakan Gubernur Bali Jadi Ketua Umum Kadin

“Diamnya para sesepuh akan dianggap sebagai upaya perlindungan kepada Cak Imin, yang memiliki sejarah kelam terhadap Gus Dur. Sehingga berdampak pada penilaian negatif kalangan akar rumput terhadap para sesepuh,” katanya.

Untuk itu, Yenny, kata Imron, menyarankan agar PKB segera melakukan kesadaran kolektif agar proses demokrasi di internal PKB kembali berjalan dengan normal.

Sebelumnya, mantan Ketua DPC PKB Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Ahmad Zamakhsyari mengatakan, beredar nama Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Yenny Wahid sebagai kandidat pengganti Cak Imin sebagai aspirasi kader daerah.

Ahmad menceritakan bahwa hal itu bermula dari kekecewaan kader daerah karena banyak pelanggaran terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai hasil Muktamar di Bali, penggantian DPC dan DPW yang sepenuhnya diambil alih DPP.

Baca juga : Tersangka Korupsi, PDIP Belum Mikirin Ganti Nurdin Abdullah

“Dan riak-riak seperti itu mengarah kader-kader di bawah menginginkan Mbak Yenny dan Gus Yaqut untuk bisa tampil sebagai ketua umum atau sekjen,” kata Ahmad dilansir Tempo, Senin (19/4). Konon, Foto Yenny dan Yaqut ada di poster digital bertulisan “2021 Saatnya PKB Kembali ke Ciganjur”. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.