Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Sebelumnya
Sementara partai pendukung pemerintah ada 471 kursi. Dari total 575 kursi yang ada di DPR. Terdiri dari PDIP 128 kursi, Golkar 85 kursi, Gerindra 78 kursi, NasDem 59 kursi, PKB 58 kursi, PPP 19 kursi dan tambahan kursi baru dari PAN 44 kursi.
Dari sisi kekuatan di parlemen, jelas partai oposisi bukan lagi saingan sepadan. Tapi mereka bisa jadi ancaman. Karena sikap partai oposisi yang konsisten kritis terhadap pemerintah, justru didengar masyarakat dan menuai simpati.
Itu terlihat dari tren elektabilitas partai oposisi ini yang terus naik di sejumlah lembaga survei. Sementara partai pendukung pemerintah, khususnya PDIP tren elektabilitasnya cenderung turun.
Baca juga : Kasus Varian Delta Tinggi, Kemenkes Minta 6 Provinsi Tingkatkan Testing Dan Tracing
Seperti hasil survei yang dirilis Indikator Politik, kemarin. Partai Demokrat misalnya, yang belakangan cukup kritis terhadap pemerintah, elektabilitasnya naik hampir 3 kali lipat. Dari 3,8 persen di Februari menjadi 9 persen di Juli. Pun demikian dengan PKS, dari 4,7 persen di bulan Februari naik menjadi 7 persen di bulan Juli. Hampir 2 kali lipat.
PAN yang ketika di survei masih berada di luar pemerintahan, elektabilitasnya juga naik tipis. Dari 1,3 persen menjadi 2,2 persen.
Sementara PDIP, meskipun masih berada di puncak dengan elektabilitas tertinggi, tapi trennya menurun. Dari 29,8 persen di Februari menjadi 24,4 persen di Juli. Dengan periode survei yang sama, elektabilitas Gerindra juga turun dari 16,2 persen menjadi 12,8 persen. Sementara PPP, turun tipis dari 3,8 menjadi 3,5 persen.
Baca juga : Menkes Amankan 370 Juta Dosis Vaksin Hingga Akhir 2021
Tapi anehnya, Golkar, PKB dan NasDem justru naik tipis. Masing-masing dari 6,7 persen, 7,8 persen, dan 2,5 persen naik menjadi 9 persen, 8,2 persen dan 3,5 persen.
Menurut Direktur Indikator Politik, Burhanudin Muhtadi, partai yang paling terdampak dari naik atau turunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Presiden Jokowi adalah PDIP. Nah, kebetulan sejak Mei 2020 sampai Juli 2021, tren kepercayaan pada kemampuan presiden dalam mengatasi pandemi Covid-19 terus menurun.
Begitupun, ketika tingkat kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap Presiden Jokowi naik, maka PDIP pula lah yang paling diuntungkan. Sementara partai koalisi lain juga terdampak, tapi tidak signifikan. “Yang paling banyak dapat berkahnya itu ya PDIP.Dampak (negatif) paling besarnya juga ke PDIP. Karena memang Pak Jokowi kan kader PDIP,” kata Burhanudin dalam konferensi pers secara virtual kemarin. [SAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya