Dark/Light Mode

Jokowi Soal Spanduk PKI

Empat Tahun Ini, Saya Sabar...Sabar...Sabar...

Sabtu, 8 Desember 2018 05:59 WIB
Capres 01 Joko Widodo, membuka acara Jambore Kebangsaan Bela Negara Keluarga Besar FKPPI di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (7/12). (Foto: setkab.go.id)
Capres 01 Joko Widodo, membuka acara Jambore Kebangsaan Bela Negara Keluarga Besar FKPPI di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (7/12). (Foto: setkab.go.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi kembali menepis isu keterkaitannya dengan PKI. Bantahan diberikan karena belakangan ini bermunculan spanduk Jokowi PKI. Jokowi hanya bisa mengelus dada. Sabar..sabar... sabarr.....

Bantahan ini disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan di acara Jambore Bela Negara Forum Komunikasi Putra-Putri TNI-Polri (FKKPPI) di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta, Jumat (7/12). Jokowi mengaku, isu ini sudah berlangsung selama empat tahun terakhir. Dan belakangan, makin kencang. Tak hanya di media sosial. Akhir-akhir ini malah sudah muncul dalam bentuk spanduk-panduk di pinggir jalan.

Menurut Jokowi, selama empat tahun ia hanya diam menanggapi isu dan fitnah tersebut. "Saya empat tahun ini sabar, sabar, sabar," kata Jokowi. Namun, kali ini mantan gubernur Jakarta itu merasa harus menanggapi. Pasalnya, makin banyak yang percaya dengan isu tersebut. Dalam survei yang dilakukan, ada 9 juta orang yang percaya bahwa dirinya terlibat PKI. Karena itu, dalam setiap kesempatan, Jokowi mengaku terus menyinggung isu ini.

Baca juga : Anak Muda Wong Kito Galo Sumbang Sandi Rp 150 Ribu

Bantahan yang disampaikan Jokowi, kurang lebih sama dengan disampaikan sebelum-sebelumnya. Bahwa ia bukan anggota PKI. Karena saat PKI dibubarkan 1965, usianya baru 4 tahun. "Masa ada PKI balita," kata Jokowi, berkelakar. Ia meminta cara-cara berpolitik seperti ini harus dihentikan. Sebab, hal itu merusak demokrasi.

Seperti diketahui, Selasa (4/12), ditemukan spanduk yang berisi tuduhan bahwa Jokowi terkait dengan PKI. Dari penelusuran, spanduk itu terpasang di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Informasi spanduk ini langsung viral di media sosial. Adalah budayawan Goenawan Mohamad yang mengunggah foto tersebut di akun Twitter miliknya, @gm_gm. Berdasarkan foto yang diunggah di media sosial, spanduk itu memuat lima tagar, yakni #PKIBerkedokPancasila, #JKWBersamaPKI, #JKWHoakNasional, #JKWSontoloyoNasional, dan #JKWGenderuwoNasional. Tertulis juga kalimat 2019 Tenggelamkan PKI.

Spanduk itu memuat foto Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi. Selain itu, tercatat pula logo parpol pendukung pasangan tersebut. Namun, keberadaan spanduk itu tak bertahan lama. Warga didampingi petugas Panwas dan kelurahan menurunkan spanduk, sehari setelah foto spanduk itu viral di media sosial.

Baca juga : Sandi Tekor Asal Nyohor

Terkait hal itu,  Ketua Bawaslu DKI Jakarta Halman Muhdar mengatakan Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Tanah Abang dan kelurahan segera menurunkan spanduk itu, karena bermuatan menghasut dan mengadu domba. "Ini berpotensi memprovokasi warga. Setelah spanduk diturunkan, kami perintahkan kepada Panwaslu Jakarta Pusat untuk melakukan investigasi. Sebab kami tidak tahu siapa yang memasang spanduk itu. Kami perlu mencari informasi, data, bukti siapa pelakunya," kata Halman.

Seiring dengan penurunan spanduk itu, seorang warga Jakarta bernama Arthur Yudi Wardana melaporkan BPN Prabowo-Sandi ke Bawaslu. Arthur menduga spanduk tersebut dipasang oleh kubu Prabowo-Sandi. Soalnya ada foto Prabowo-Sandi di spanduk tersebut. Karena itu, ia minta Bawaslu segera memberikan sanksi. Wakil Ketua TKN Jokowi-Maruf Abdul Kadir Karding menyebut, spanduk tersebut melecehkan dan menghina serta menurunkan wibawa kepala negara. Padahal mestinya, seorang kepala negara harus dijunjung oleh warga negaranya. Karding meminta polisi bertindak tegas, menyelidiki identitas pembuat dan pemasang spanduk itu. Harus diselidik dan diberi sanksi sesuai peraturan yang ada. "Ini nggak boleh terjadi terus-menerus ada spanduk provokatif," kata Karding, di Jakarta, Jumat (7/12).

Menanggapi hal ini, Cawapres 02 Sandiaga Uno menegaskan, bukan pihaknya yang memasang spanduk tersebut. Karena itu, dia pun meminta Bawaslu mengusut kemunculan spanduk bernada provokatif tersebut. "Silakan Bawaslu mengusut, seandainya itu dari pihak kami, tentunya harus dipertanggungjawabkan secara hukum. Jangan sampai, kita saling menyalahkan," kata Sandi di Malang, Jawa Timur.

Baca juga : Survei Capres Jokowi & Prabowo Jalan Di Tempat

Sandi mengatakan, pihaknya selalu menekankan untuk berkampanye yang santun, cerdas dan, penuh keikhlasan. Tidak memuat konten yang memecah belah dan mengail di air keruh. "Pak Prabowo dan saya selalu menitipkan pesan tidak memecah belah. Kita memberikan pesan-pesan yang yang mempersatukan," pungkasnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.