Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - Wacana pembentukan koalisi besar semakin santer. Namun, koalisi yang disebut-sebut gabungan dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan PDI Perjuangan ini diyakini masih akan alot memutuskan siapa calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan diusung.
Partai Amanat Nasional (PAN) yang merupakan bagian dari KIB menyatakan, jika PDIP ingin ikut bergabung ke dalam koalisi besar, komposisi soal capres-cawapres harus dibicarakan lagi berdasarkan kesepakatan bersama.
“Capres koalisi besar jika (PDIP gabung). Kami mengutamakan sebuah konsensus besar bisa dicapai dan ini adalah tujuannya,” kata Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN Eddy Soeparno kepada wartawan di Kantor DPP PAN, Jakarta, belum lama ini.
Menanggapi sikap PDI Perjuangan yang akan mengusung capres dari internalnya, Eddy mengatakan, segala sesuatu bisa dimusyawarahkan, dibicarakan dan didiskusikan. “Inilah indahnya Indonesia,” ujarnya.
Wacana koalisi besar kian menguat dan makin ramai dibahas usai pertemuan kelima ketua umum partai koalisi pemerintahan di kantor DPP PAN pekan lalu.
Eddy menuturkan, dalam koalisi besar stand point yang telah dimiliki masing-masing partai nantinya tetap bisa didiskusikan.
Baca juga : Banteng Jangan Terlalu Dominan
“Ke depan kami merasakan, apapun yang akan didiskusikan bersama semua pihak datang dengan tangan terbuka dan kepala terbuka,” imbuhnya.
Wakil Ketua Komisi VII DPR ini menyebutkan, terbuka opsi rampungnya pembahasan koalisi besar sebelum Hari Raya Idul Fitri 1444 H, tetapi untuk menyamakan pemahaman soal koalisi itu masih membutuhkan waktu.
“Untuk menyamakan target itu, butuh waktu, sehingga kami tidak ingin keputusan tergesa-gesa,” ujarnya.
Baca juga : KPK Kembali Gelar OTT, Kali Ini Di Semarang!
Eddy menegaskan, pemilihan presiden masih lama, sehingga semua partai memiliki waktu yang panjang untuk membangun koalisi.
Dia lantas menyinggung soal partainya yang sudah mendukung Prabowo Subianto dalam dua pemilu terakhir.
“Kebetulan PAN itu termasuk partai yang sudah dua kali mengusung Pak Prabowo di dalam pilpres. Bekerja sama dengan Pak Prabowo dan Gerindra sudah cukup baik. Ibaratnya, kalau ada pembicaraan yang lebih intensif lagi dengan Gerindra, PAN tinggal klik, begitu saja,” pungkas Eddy.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya