Dark/Light Mode

Kalau Koalisi Besar Terwujud

Airlangga Cawapres Terbuka Lebar

Minggu, 9 April 2023 09:58 WIB
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. (Foto: Ist)
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lima partai  pendukung pemerintah, yakni Gerindra, Golkar, PKB, PAN, dan PPP sedang ikhtiar membentuk Koalisi Besar. Bila rencana ini berhasil, Prabowo sebagai Ketum Parpol yang punya elektabilitas paling moncer berpeluang diusung sebagai capres. Siapa cawapresnya? Kalau acuannya perolehan kursi DPR, maka Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto punya peluang besar untuk mendampingi Prabowo di 2024.

Hingga saat ini, Koalisi Besar memang masih sebatas wacana. Namun, 5 parpol yang saat ini tergabung dalam koalisi pendukung pemerintah itu sudah sama-sama melemparkan sinyal untuk bersatu. Kelimanya hanya tunggu 'penghulu' untuk segera dikawinkan dalam satu wadah koalisi.

Relawan Projo yang di Pilpres kemarin menjadi pendukung Jokowi, menyambut baik wacana pembentukan Koalisi Besar. Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi menilai,  pembentukan koalisi besar merupakan ide brilian.

"Pokoknya, selama itu untuk bangsa, negara, dan kemajuan yang besar-besar itu bagus, termasuk koalisi besar," kata Budi di Tangerang, Banten, kemarin.

Baca juga : Dalam Koalisi Apapun, Airlangga Wajib Jadi Capres Atau Cawapres

Lagipula, menurutnya Jokowi sudah merestui peleburan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang berisikan PPP, PAN dan Golkar serta Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang berisikan Gerindra dan PKB. "Pak Jokowi kan bilang cocok. Kalau cocok buat Pak Jokowi berarti cocok juga buat Projo dong," cetus Wakil Menteri Desa itu.

Budi juga mendukung, bila Koalisi Besar sudah terbentuk, maka capres-cawarpes yang akan diusung cukup dari internal partai. Misalnya, duet Prabowo dengan Airlangga.

Kenapa Airlangga? Kata dia, ekonomi Indonesia meningkat di bawah komando Airlangga. "Ekonomi selama pandemi oke nggak? Lha ini dia (hasil) menkonya, ini menkonya saya bilang. Jadi simpulin sendiri," tegasnya.

Apa tanggapan Airlangga? Menko Perekonomian itu mengaku belum ada pembicaraan serius soal posisi capres-cawapres di antara 5 parpol. Namun, dia menegaskan, bila segala usulan yang berkembang terkait komposisi capres-cawapres tentunya akan jadi masukan untuk dirapatkan.

Baca juga : Dipercaya Mampu Urus Ekonomi, Perempuan Dukung Airlangga Nyapres

"Alhamdulillah nanti kita bicarakan," kata Airlangga usai menghadiri acara pasar murah relawan Pro-Jokowi (Projo) di Tangerang, Banten, kemarin.

Kendari demikian,  Airlangga enggan berbicara lebih detail perihal capres-cawapres koalisi besar. Yang jelas, tambah dia, koalisi besar akan menimbulkan gelombang besar. "Koalisi besar gelombang besar," ungkap mantan Menteri Perindustrian itu.

Politisi senior Golkar, Gandung Pardiman tak keberatan bila Airlangga nantinya hanya diplot sebagai cawapres. Keputusan Airlangga sebagai capres ataupun cawapres, dikatakan Gandung sesuai dengan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar pada 16 Desember 2019 lalu.

Hal ini diperkuat dengan keputusan forum tertinggi kedua di Golkar, yakni Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas). "Forum tersebut menyatakan Ketua DPD Partai Golkar seluruh Indonesia mendukung Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024," tegas Gandung.

Baca juga : Beras-Cabe Turun, Garam Naik

Anggota DPR ini menekankan, keputusan itu sampai saat ini belum berubah. Hal ini menjadi salah satu syarat wajib dalam berkoalisi, yakni Airlangga Hartarto maju capres atau cawapres. Dirinya khawatir bila Airlangga tidak maju menjadi capres atau cawapres pada Pilpres 2024, maka akar rumput Golkar akan bergejolak.

"Saya kira koalisi besar cukup 5 partai pendukung Jokowi, nggak usah tambah-tambah, kecuali partai baru silakan saja. Tiga pasangan capres cawapres sudah lebih dari cukup," tekan ketua DPD Golkar DI Yogyakarta itu.

Di sisi lain, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan suara Golkar memang paling besar di antara partai lainnya. Namun inti dari Pilpres adalah suara capres dan cawaprenya. Bukan suara partainya.

"Jadi Airlangga bisa nomor dua. Mungkin penjodohannya Prabowo capres dan Airlangga cawapres. Jadi terbuka lebar duet keduanya," nilai Ujang kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.