Dark/Light Mode

Dari Relawan Sampai Ke Kiai

Jokowi Berulang-ulang Bilang, Jangan Salah Pilih Pemimpin

Rabu, 21 Juni 2023 08:31 WIB
Presiden Jokowi didampingi Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Seskab Pramono Anung, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia meninjau pembangunan smelter yang dibangun PT AMNT, di Sumbawa Barat, NTB, Selasa (20/6). (Foto: Biro Pers)
Presiden Jokowi didampingi Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Seskab Pramono Anung, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia meninjau pembangunan smelter yang dibangun PT AMNT, di Sumbawa Barat, NTB, Selasa (20/6). (Foto: Biro Pers)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi tak mau Indonesia gagal dalam memanfaatkan peluang untuk menjadi negara maju pada 2045 nanti. Karena itu, Jokowi berulang-ulang bilang, jangan salah dalam memilih pemimpin yang akan menakhodai negeri ini dalam 15 tahun ke depan. Agar Indonesia tidak bernasib seperti negara-negara di Amerika Latin.

Pesan ini disampaikan Jokowi ke semua pihak. Mulai dari para relawannya sampai kepada para kiai dan tokoh agama.

Yang terbaru, pesan ini ia sampaikan saat ground breaking pembangunan pabrik foil tembaga PT Hailiang Nova Material Indonesia, di Kawasan Industri Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, kemarin.

"Ini mungkin untuk para tokoh masyarakat, para tokoh agama, para kiai yang kami cintai. Sering sudah saya sampaikan, pemimpin yang akan datang sangat menentukan sekali. (Pemilu) 2024, 2029, 2034 itu sangat menentukan sekali. Begitu kita memilih pemimpin yang benar, negara ini akan, insya Allah, akan melompat jadi negara maju," ucapnya.

Sebaliknya, sambung Jokowi, jika masyarakat salah dalam memilih pemimpin, bukan tidak mungkin Indonesia bernasib seperti negara di Amerika Latin pada 1960-1970. Saat itu, Amerika Latin sudah menjadi negara berkembang. Namun, sampai sekarang pun masih menjadi negara berkembang.

Baca juga : Ditemani Khofifah, Jokowi Resmikan Pabrik Foil Tembaga Di Jatim

"Kita tidak mau seperti itu. Kita ingin negara kita ini menjadi negara maju," tegas mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Salah satu cara untuk mewujudkan negara maju adalah memilih pemimpin yang mampu mempercepat pembangunan. Seperti pembangunan pabrik foil tembaga PT Hailiang Nova Material Indonesia ini, yang ditargetkan selesai tahun depan.

"Semoga sebelum 12 bulan, pabrik ini sudah selesai dan bisa berproduksi. Sehingga memberikan peluang kerja pada masyarakat di Provinsi Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Gresik. Kita harapkan ini juga memberikan dorongan agar negara kita bisa menjadi negara maju," tambah Jokowi.

Pabrik foil tembaga yang dikerjakan PT Hailiang tersebut akan mengolah hasil tambang PT Freeport Indonesia. Dengan demikian, tembaga hasil Freeport tidak lagi dijual mentah-mentah, melainkan menjadi barang jadi atau setengah jadi. “Nantinya akan kita gunakan untuk baterai litium atau baterai mobil listrik maupun mobil listriknya itu sendiri," terang Jokowi.

Sebelumnya, dalam acara 1 Dekade Bara JP di Bogor, Minggu (18/5), Jokowi bilang hal yang sama. Hanya saja, alasannya sedikit beda, yaitu soal kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja.

Baca juga : Jokowi: 2024, 2029, 2034 Sangat Menentukan, Jangan Salah Pilih Pemimpin

"Jangan salah memilih pemimpin, karena keadaan dunia tidak normal, (situasi) global tidak normal. Geopolitiknya (tidak normal) karena perang, juga geoekonominya bergeser," pesan Jokowi, ketika itu.

Ia menegaskan, memilih pemimpin juga harus tepat agar Indonesia dapat lepas dari jebakan negara berkembang. "Berkali-kali saya sampaikan, dalam 13 tahun ke depan, ini sangat krusial bagi negara kita. Begitu kita keliru mengarahkan haluan, bisa kita menjadi negara berkembang terus," ujar Jokowi.

Politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno menilai, maksud pernyataan Jokowi sangat sederhana. Yaitu jangan memilih pemimpin yang tak punya visi ke depan yang jernih. Sebab hal itu akan membuat rakyat menderita. "Dalam bahasa Inggris, ada ungkapan without vision the people perish (tanpa visi masyarakat akan binasa)," tutur Hendrawan.

Menurutnya, sebagai Presiden petahana, Jokowi ingin menekankan, keberlanjutan program-program pembangunan amat penting. Jika tidak diperhatikan, Indonesia berada dalam posisi stagnan. "Kemajuan yang diperoleh dengan susah payah tidak bisa dipertahankan," ucapnya.

Sementara, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengulas pesan Jokowi itu dari sudut pandang politik. Kata dia, pernyataan Jokowi tersebut ditujukan untuk mengarahkan masyarakat memilih sosok tertentu di Pilpres 2024. "Jokowi ingin mengarahkan secara langsung pada tokoh yang ia harapkan memenangi Pilpres di 2024," ucap Dedi.

Baca juga : Jokowi Ngaku Kadang Khilaf

Siapa tokohnya? Dedi menyebut, bisa Ganjar Pranowo, bisa juga Prabowo Subianto.

Sedangkan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menganalisisnya dari sisi ekonomi. Bhima memandang, pernyataan Jokowi lebih kepada para pemilik modal.

"Pak Jokowi mungkin sedang meyakinkan investor bahwa capres ke depan bisa melanjutkan seluruh program yang belum tuntas di periode pemerintahannya, termasuk IKN (Ibu Kota Negara)," ulas Bhima.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.