Dark/Light Mode

Jokowi: 2024, 2029, 2034 Sangat Menentukan, Jangan Salah Pilih Pemimpin

Selasa, 20 Juni 2023 17:25 WIB
Presiden Jokowi dalam acara groundbreaking pabrik foil tembaga di Gresik, Jawa Timur, Selasa (20/6). (Foto: YouTube)
Presiden Jokowi dalam acara groundbreaking pabrik foil tembaga di Gresik, Jawa Timur, Selasa (20/6). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi kembali mewanti-wanti soal suksesi kepemimpinan, yang sudah di depan mata. Dia tak ingin, cita-cita Indonesia jadi negara maju, kandas di tengah jalan karena salah memilih pemimpin.

Hal ini disampaikan Jokowi, dalam acara groundbreaking pabrik foil tembaga di Gresik, Jawa Timur, Selasa (20/6).

"Ini mungkin untuk para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan kiai yang kami cintai. Saya sudah sering menyampaikan, pemimpin yang akan datang, sangat menentukan sekali. 2024, 2029, dan 2034 itu sangat menentukan sekali. Begitu benar kita pilih, negara ini Insya Allah melompat menjadi negara maju," kata Jokowi, disambut tepuk tangan meriah para hadirin.

Presiden ke-7 RI itu menambahkan, kalau keliru memilih pemimpin, Indonesia bisa bernasib seperti negara-negara di Amerika Latin.

Baca juga : Pemilu 2024, Ini Saran Ahli Hukum Untuk Pemilih Pemula

Tahun 1960-an, tahun 1970- an, negara-negara tersebut sudah menjadi negara berkembang. Tapi, sampai sekarang, tak ada kemajuan. Stagnan. Terperangkap di status negara berkembang.

"Kita tidak mau seperti itu. Kita ingin, negara kita ini menjadi negara maju," tegas Jokowi.

Menurutnya, cita-cita luhur menuju Indonesia maju, antara lain dapat dicapai lewat integrasi smelter di seluruh wilayah Indonesia. 

Integrasi smelter tembaga, timah, nikel, dan bauksit memastikan seluruh bahan tambang yang dilirik negara-negara dunia diolah di dalam negeri. Sehingga, nilai tambah yang besar dan lapangan pekerjaan yang terbuka lebar, ada di dalam negeri.

Baca juga : Jokowi: Jangan Sampai Keliru, Pilih Presiden Yang Berani Ambil Risiko

"Inilah yang akan mengantarkan negara kita, dari negara berkembang menjadi negara maju, dalam 10-15 tahun mendatang," tandas Jokowi.

Makin Dilirik

Jokowi menjelaskan, integrasi smelter dalam negeri akan bermuara pada ekosistem mobil listrik. 

Dia bilang, satu mobil kurang lebih membutuhkan tembaga sebanyak 59 kg. Dengan ancer-ancer itu, kita tentunya bisa membayangkan, berapa total kebutuhan tembaga, jika mobil-mobil yang ada sekarang ini berubah menjadi mobil listrik.

"Mobil-mobil konvensional yang ada sekarang ini, akan ditinggal. Semua akan menuju ke mobil listrik. Semuanya. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga untuk kebutuhan dunia," papar Jokowi.

Baca juga : Jokowi: Jadi Epicentrum of Growth, ASEAN Jangan Cuma Jadi Penonton

"Sekarang ini, merk-merek mobil terkenal, pabrik-pabrik mobil terkenal, perusahaan-perusahaan mobil listrik, semuanya berbondong-bondong melirik Indonesia dan berinvestasi di Indonesia. Karena semua materialnya ada di sini," pungkasnya. ■

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.