Dark/Light Mode

Jadi Ohio-nya Indonesia, Peran Jatim Dalam Pemenangan Pilpres Harus Dihitung

Minggu, 1 Oktober 2023 14:12 WIB
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam keterangan pers virtual, Minggu (1/10/2023). (Foto: YouTube)
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam keterangan pers virtual, Minggu (1/10/2023). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengaku jarang merilis survei lokal. Kalaupun ada, jumlahnya hanya segelintir, dengan mempertimbangkan urgensi wilayah yang bersangkutan. Namun, Jawa Timur (Jatim) menjadi concern, karena menjadi kunci pemenangan pilpres.

“Jawa Timur itu Ohio-nya Indonesia, wilayah yang berperan penting dalam menentukan pemenang pilpres. Di Amerika, ada Ohio dan Florida yang disebut sebagai swing state,” kata Burhan dalam paparan survei Kekuatan NU dan Peta Elektoral Jelang 2024 di Jawa Timur secara virtual, Minggu (1/10/2023).

Baca juga : Megawati Bahas Pemenangan Ganjar Dan Beri Pidato Penutupan

“Di Indonesia, pemenang pilpres seringkali ditentukan oleh peta elektoral di Jawa Timur. Sejak 2004, tidak ada capres yang memenangkan pilpres secara nasional, tanpa menang di Jawa timur,” imbuhnya.

Burhan pun lantas mencontohkan kemenangan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019. Di kedua pemilu itu, Jokowi kalah dari Prabowo Subianto di Jawa Barat, yang merupakan provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak di Indonesia. Tapi, ujungnya tetap menang, karena berhasil meraih suara terbanyak di Jawa Timur.

Baca juga : Nyeri pada Dada, Apa Pertanda Serangan Jantung?

“Karena itu, penting bagi kita, untuk melihat apa yang terjadi di Jawa Timur, bagaimana konstelasi politik elektoral di provinsi ini dan implikasinya dalam banyak hal. Bukan hanya dalam soal pemenangan capres dan cawapres secara nasional, tetapi juga penentuan cawapres yang dianggap memiliki resonansi dengan pemilih di Jawa Timur,” jelas Burhan.

Faktor NU

Burhan menegaskan, kita tak bisa membicarakan Jatim, tanpa menyoal Nahdlatul Ulama (NU). Dalam pandangannya, meski sudah komit untuk kembali ke khittah, NU tidak buta politik. Terlebih, secara nasional, sebanyak 45-50 persen muslim Indonesia merasa dekat dengan NU.

Baca juga : Arsjad Jadi Ketua TPN Ganjar, Kadin Indonesia Tunjuk Yukki Jadi Plt Harian

“Di Jawa Timur, mereka yang merasa dekat dengan NU berjumlah hampir dua kali lipat rata-rata nasional,” cetus Burhan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.