Dark/Light Mode

Imin Vs Yenny Plus PBNU Tambah Keras

Sabtu, 14 Oktober 2023 08:38 WIB
Yenny Wahid dan Muhaimin Iskandar. (Foto: Ist)
Yenny Wahid dan Muhaimin Iskandar. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perseteruan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan Yenny Wahid dan PBNU makin panas. Hampir tiap hari, kedua belah pihak saling melontarkan sindiran dan serangan.

Serangan Yenny kepada Imin yang teranyar dilontarkan usai putri Gus Dur itu mengisi pengajian di Masjid Fajar Fallah, Pengasih, Kulon Progo, DIY, Kamis (12/10) malam.

Dalam kesempatan itu, Yenny merasa tak keberatan untuk bergabung ke tim pemenangan Capres-Cawapres di Pilpres 2024. Namun, Yenny tak mau jadi bagian dari tim pemenangan Imin.

"Saya masuk di mana saja, enggak apa-apa, asal bukan di tempat Cak Imin," kata Yenny. 

Ia mengapresiasi ajakan dari bakal calon presiden lainnya. Namun, Yenny mengatakan butuh waktu untuk mengambil keputusan.

Yenny pun mempersilakan warga PKB untuk mencoblos PKB di pemilu. Namun untuk pilihan Capres-Cawapres, warga PKB diminta untuk mengikuti dirinya.

Baca juga : Teco Puas Tahan Imbang Macan Kemayoran

Mendengar serangan tersebut, Imin gerah juga. Wakil Ketua DPR ini balik membalas. Kata Imin, keberadaan Yenny di tim pemenangan tak akan mempengaruhi pasangan Anies-Cak Imin. 

"Ngapain ditanggapi. Enggak ngaruh, enggak ngaruh," kata Imin di RS Fatmawati, Jakarta, Jumat (13/10/2023). 

Cak Imin menegaskan, pernyataan Yenny tak akan mempengaruhi suara PKB. Imin yakin suara PKB tak akan pecah hanya karena pernyataan Yenny.

"Enggak penting, enggak penting. Finalnya kita tunggu saja tanggal 14 Februari," ujarnya.

Imin menuturkan perbedaan pendapat dalam pemilu adalah hal biasa. Namun, ia membuka peluang mendekati semua pihak jelang pemilu, tak terkecuali bersilaturahmi dengan Yenny.

"Nanti kita lihat. Tentu kita dekati semua pihak, apalagi keluarga," ucapnya.

Baca juga : Shopee Muluskan UMKM Tembus Ke Pasar Global

Sementara itu, kritikan kepada Imin juga datang dari PBNU. Ketua PBNU Ishfah Abidal Aziz mengritik Imin lantaran terlalu reaktif dalam merespon ajakan melihat rekam jejak calon pemimpin. Utamanya terkait dengan penggunaan agama sebagai alat politik.

"Reaksi Muhaimin berlebihan, harusnya malah mendukung," kata Ishfah dalam keterangannya di Jakarta.

Pria yang akrab disapa Gus Alex itu mengatakan, Imin tidak perlu terlalu reaktif dalam merespons seruan tersebut. Jika Imin merasa tidak memiliki rekam jejak menggunakan agama sebagai alat politik, menurut dia, seharusnya justru memberikan dukungan.

Dalam konteks NU, sambung dia, ajakan itu sejalan dengan pedoman berpolitik warga nahdliyin. Seruan melihat rekam jejak calon pemimpin juga merupakan langkah mengedepankan kemaslahatan umat. Seruan itu juga selaras dengan kebijakan PBNU dalam menyikapi dinamika politik.

Hal serupa disampaikan oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dalam rangka melaksanakan hasil muktamar ke-28 pada tahun 1989 di Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Gus Yahya menyampaikan tentang Sembilan Pedoman Berpolitik Warga Nahdlatul Ulama.

Lalu apa kata pakar? Pengamat Politik dari Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting meyakini, perseteruan Imin dengan Yenny tak akan mempengaruhi suara PKB di Jawa Timur. Ia menilai, suara PKB tetap solid.

Baca juga : Persija Vs Arema, Evaluasi Total Macan Kemayoran

“Prediksi saya, Jawa Timur tetap akan lebih banyak ke Cak Imin," kata Ginting. 

Pasalnya, kata Ginting, selama ini Imin dan PKB terus merawat konstituennya para Nahdliyin, termasuk membantu pendanaan sejumlah pesantren NU. Ia menilai, suara dukungan kepada Yenny nggak akan signifikan. 

"Yenny nggak bisa merangkul akar rumput. Dia hanya di elitenya saja. Suara akar rumput ya PKB," ujarnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.