Dark/Light Mode

Jubir TPN Pangeran Siahaan Beberkan Pidato Ganjar Soal Drakor

Kamis, 16 November 2023 18:24 WIB
Ganjar Pranowo (Foto: Dwi Pambudo/RM)
Ganjar Pranowo (Foto: Dwi Pambudo/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ganjar Pranowo menyindir drama politik ‘menarik’ yang disuguhkan kepada rakyat Indonesia belakangan ini.

Ia mengaku menangkap kegelisahan dari berbagai pihak terkait terkikisnya demokrasi di Indonesia.

“Semuanya sedang menyuarakan kegelisahan itu dan kewajiban kita untuk menjaga, karena kalau kita merasakan itu, rasanya demokrasi harus kita pastikan. Demokrasi bisa baik, walaupun sekarang belum baik-baik saja. Kami tentang, karena saya yakin ada rakyat Indonesia bersama kami untuk menjaga demokrasi di negeri ini,” ujar Ganjar dalam pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden Pemilu 2024 yang disiarkan akun Youtube KPU RI, Selasa (14/11/2023).

Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Pangeran Siahaan mengungkapkan maksud di balik drama politik yang disinggung capres nomor urut tiga di Pilpres 2024 itu.

“Pak Ganjar Pranowo menyuarakan apa yang sebenarnya menjadi keresahan banyak masyarakat Indonesia melihat bagaimana dalam suasana menjelang Pemilu 2024 banyak terjadi fenomena-fenomena. Kita bisa melihat banyak indikasi-indikasi yang mana mungkin saja, kalau kita mau bertanding ini lapangannya tidak semuanya rata,” tutur Pangeran, Kamis (16/11/2023). 

Baca juga : Todung Soal Pencopotan Baliho Ganjar, Ciderai Demokrasi

Keresahan masyarakat menyaksikan situasi demokrasi di Indonesia, kata dia, bisa ditinjau dari berbagai laporan adanya upaya oknum-oknum aparat yang berpotensi merugikan pasangan capres-cawapres dan pendukungnya.

Padahal, Indonesia telah menempuh perjalanan panjang menjaga demokrasi sejak Reformasi 1998.

Maka, menurut dia, memang sebaiknya demokrasi di Indonesia jangan sampai mengalami kemunduran.

“Jangan sampai kita lalai dalam menikmati (demokrasi) apa yang sudah kita alami sejauh ini. Dan, saya rasa apa yang dikatakan Pak Ganjar bukan semata-mata mengenai Pilpres, mengenai Pak Ganjar atau Pak Mahfud, tetapi (juga) mengenai apa yang menjadi keresahan hati dari banyak masyarakat Indonesia,” ucapnya.

Menurut Pangeran, masyarakat tidak buta dan tuli menyaksikan elit politik mengakali undang-undang yang menjadi aturan main demokrasi, sistem politik yang susah payah ditegakkan sejak Reformasi 1998.

Baca juga : Jarnas 98: Jangan Naikkan Popularitas Dengan Narasi Konyol

“Kita juga bisa melihat bagaimana dinamika, fenomena yang terjadi, sebut saja dari apa yang terjadi dari Mahkamah Konstitusi (MK), lalu (berlanjut ke) Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MK).

Itu kan tidak terjadi dalam ruang vakum yang terjadi begitu saja, dalam sebuah single case kan, tetapi sebuah rentetan dari peristiwa.

"Dan, ini kan menimbulkan kecemasan bukan hanya sebenarnya bagi para pelaku politik, bagi partai politik dan pendukungnya, tetapi bagi masyarakat Indonesia yang bisa melihat dan mendengar. Rasanya itu yang menjadi concern Pak Ganjar,” ujar Pangeran.

Kata dia, Ganjar memang bersemangat ketika menyuarakan keresahan masyarakat. Apalagi, saat ini banyak pihak merasa prihatin dengan arah demokrasi Indonesia di tahun 2023 ini.

“Kita bisa melihat banyak indikasi-indikasi yang mana proses demokrasi kita mungkin tidak hanya jalan di tempat, tetapi bisa jadi bergerak ke arah kemunduran. Jadi, kalau Pak Ganjar terlihat bersemangat dan sangat menggebu-gebu, saya rasa pak Ganjar tidak sendirian. Saya rasa banyak anggota masyarakat yang juga merasakan hal yang sama dan keresahan itu diwakili oleh Pak Ganjar,” ucapnya.

Baca juga : Pelaut Di Pangandaran Girang Panen Ikan 100 Kilogram Bantuan Relawan Ganjar

Di sisi lain, Pangeran menepis kabar miring dalam video viral di media sosial yang menarasikan adanya penolakan ketika Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep berniat bersalaman dengan Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Menurut Pangeran, suasana selama kegiatan pengundian dan penetapan nomor urut pasangan capres-cawapres Pemilu 2024 di kantor KPU pada Selasa (14/11/2023) berlangsung guyub dan cukup riang gembira.

“Tapi kita lihat di media sosial ada yang mencoba bermain di air keruh, bermain-main dengan framing dan menciptakan saya rasa berita-berita tidak benar, misalnya. Bagaimana misalnya, ibu Megawati, dituduh tidak mau bersalaman dengan tokoh-tokoh tertentu. Dan, itu tidak benar, karena saya juga berada di lokasi dan saya rasa juga banyak dokumentasi yang menunjukkan hal tersebut tidak terjadi,” tutur Pangeran.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.