Dark/Light Mode

Meski Banjir Kritik, KPU Tidak Mau Ubah Debat Capres-Cawapres

Rabu, 10 Januari 2024 08:14 WIB
Ketua KPU Hasyim Asyari (tengah). (Foto: Tedy O Kroen/RM)
Ketua KPU Hasyim Asyari (tengah). (Foto: Tedy O Kroen/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pelaksanaan debat Capres-Cawapres dari ke-1 hingga ke-3 banjir kritik. Bahkan, Presiden Jokowi ikut menyarankan format debat Capres-Cawapres diubah. Meski banjir kritik, KPU tetap tidak akan ubah debat Capres-Cawapres.

Dengan tidak adanya perubahan, maka debat Capres-Cawapres yang tinggal 2 lagi dipastikan tetap sama. Debat ke-4 yang akan mempertemukan Cawapres dan debat ke-5 yang akan mempertemukan Capres, formatnya akan sama dengan yang sebelumnya.

Ketua KPU Hasyim Asy’ari mengatakan, format dan substansi debat Capres-Cawapres merupakan kesepakatan. Yakni, keputusan bersama yang melibatkan masing-masing perwakilan Paslon Capres-Cawapres.

"Kan model atau bentuk debatnya sudah disepakati bersama," kata Hasyim, di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Selasa (9/1/2024).

Hasyim menjelaskan, model debat yang sudah menjadi kesepakatan bersama terdiri dari 6 segmen. Segmen pertama, pemaparan visi misi serta program kerja. Segmen kedua dan ketiga pertanyaan yang telah disiapkan panelis dan kemudian masing-masing calon menjawab.

Segmen keempat dan kelima adalah pertanyaan masing-masing calon kepada calon yang lain, dan dijawab oleh calon. Sedangkan segmen keenam pernyataan penutup alias closing statement.

"Jadi memang modelnya seperti itu. Debat keempat dan kelima pun akan begitu," tandas Hasyim.

Baca juga : Pakar: Ganjar Moncer Dalam Debat Capres, Prabowo Kurang Kuasai Materi

Diberitakan sebelumnya. Debat Capres-Cawapres sesi ke-3 pada Minggu (7/1/2024) malam menjadi sorotan. Debat yang mempertemukan ketiga Capres itu berlangsung panas. Karena ketiga Capres yang berdebat, terlibat saling serang hingga ke urusan personal.

Presiden Jokowi sampai angkat bicara. Jokowi terang-terangan mengaku kecewa, debat yang berlangsung tidak mengedukasi masyarakat. Karena yang menonjol dalam debat tersebut, justru saling serang dan saling menjatuhkan antar masing-masing Capres.

"Debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi. Ada rambu-rambu sehingga hidup, saling menyerang nggak apa-apa tapi kebijakan, policy, visinya yang diserang bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira nggak baik dan nggak mengedukasi," ujar Jokowi, Senin (8/1/2024).

Seperti diketahui, ini bukan kali pertama KPU sebagai penyelenggara debat menuai kritikan. Pada debat pertama, KPU dikritik lantaran tidak menyediakan podium untuk Capres. Saat itu tiga Capres yang berdebat: Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo berdiri di panggung mini berbentuk lingkaran. Saat berbicara, ketiganya berdiri tegap menghadap kamera, tanpa podium.

Setelah mendapat kritikan, akhirnya KPU merubah format debat dengan menyediakan podium saat debat sesi ke-2 yang mempertemukan ketiga Cawapres. Namun, di debat kedua, lagi-lagi banyak usulan agar ada perubahan dalam aturan debat.

Ada 2 hal yang disorot saat dalam debat Cawapres. Pertama, penggunaan 3 jenis mikrofon yang dianggap terlalu banyak. Kedua, penggunaan singkatan dalam pertanyaan antarpaslon.

Dua hal itu, akhirnya diubah. Dalam debat sesi ke-3 yang mempertemukan Capres, hanya 1 mikrofon built in yang dipakai. Selain itu, ketiga Capres dilarang menggunakan singkatan saat mengajukan pertanyaan kepada pihak lawan.

Baca juga : Kaesang: Prabowo Sangat Baik Dalam Debat Capres

Jauh sebelum itu, KPU juga sudah pernah dikritik. Saat itu KPU diberitakan akan menghilangkan sesi untuk debat Cawapres. Jadi, dalam lima kali debat semua Capres-Cawapres tampil. Alasan KPU agar publik melihat teamwork dari setiap paslon.

Karena banyaknya kritik yang datang, akhirnya format diubah. KPU mengembalikan keaslian debat. Yakni dengan mempertahankan format debat yang digelar sebanyak lima kali. Tiga kali debat khusus Capres dan dua kali debat khusus Cawapres.

Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Aryo Seno Bagaskoro menghormati keputusan KPU yang tidak mengubah format debat selanjutnya. "Bagi kami, yang utama adalah subjek yang menyampaikan gagasan dan ide," kata Seno, kepada Rakyat Merdeka, Selasa (9/1/2024).

Kata Seno, sejauh ini mekanisme debat cukup berhasil. Setiap Paslon punya kesempatan dan waktu yang sama. Sehingga menarik untuk ditonton.

"Bagi kami, format apa pun, Pak Ganjar tetap fokus menggunakan kesempatan dan waktu di panggung debat untuk bicara substansi pada publik," ucap dia.

Hal senada disampaikan Juru Bicara Tim Nasional (Timnas) 01, Muhammad Iqbal. Dia menilai KPU telah menjalankan tugas sebagai penyelenggara debat dengan baik.

"Kami menyerahkan sepenuhnya skema yang dibuat KPU. Sejauh ini sudah bagus," imbuh Iqbal.

Baca juga : Pengamat Sebut Sah Saja Ada Debat Istri Capres-Cawapres, Bisa Tambah Wawasan

Namun, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) 03, Nusron Wahid berharap ada perubahan. Dia meminta KPU mengubah format debat yang berpotensi menyerang personal paslon. "Ubah format debat yang saling serang individu satu sama lain," pinta Nusron.

Nusron mengklaim, hampir semua tokoh dari berbagai lapisan masyarakat, tidak ada yang setuju debat malah saling serang individu. Pasalnya, dengan saling menyerang seperti itu, substansi debatnya menjadi kabur. Padahal, para Capres seharusnya saling adu gagasan.

"Sebab substansi debat adalah untuk menyampaikan visi-misi dan program kerja masing-masing paslon," pungkas politisi Partai Golkar itu.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Rabu (10/1), dengan judul “Meski Banjir Kritik, KPU Tidak Mau Ubah Debat Capres-Cawapres”.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.