Dark/Light Mode

Debat Pilkada Solo, Paslon Bicara Penanganan Covid-19 Hingga Budaya

Sabtu, 7 November 2020 10:35 WIB
Debat Pilkada Solo. (Foto: ist)
Debat Pilkada Solo. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Debat perdana Pilkada Solo, Jawa Tengah, sukses digelar di The Sunan Hotel Solo, semalam. Kedua pasang calon memaparkan visi dan misinya untuk memajukan kota Solo. selain mereka juga membahas penanganan Covid-19 hingg budaya.

Calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, Solo punya dua tantangan besar, pertama mengatasi dampak kesehatan dan ekonomi Covid-19 dan kedua adalah keberlangsungan Solo sebagai kota Budaya.

Gibran yang berpasangan dengan Teguh Prakosa ini menyebut, pandemi Covid-19 yang tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga pada persoalan ekonomi. Gibran lalu kembali mengulas soal pandemi Covid-19 yang kini menjadi permasalahan global, Gibran menyinggung tatanan global yang turut terdampak. Katanya selain 3M, Solo perlu mempersiapkan prosedur adaptasi kebiasaan baru.

"Oleh karenanya perlu percepatan pemulihan kesehatan dan ekonomi. Kesehatan kita perlu konsisten 3 M adaptasi kebiasaan baru, peningkatan pelayanan Puskesmas, dan RSUD di Kota Solo. Ketiga kita harus tingkatkan semangat gotong royong dan solidaritas warga melalui program tangga jogo tonggo dan kampung siaga Covid," ucap Gibran.

Baca juga : Tiga Jamaah Umroh Kesengat Covid-19, Bagaimana Ibadahnya?

Soal dampak ekonomi, Gibran mempersiapkan skema restrukturasi kredit, kelonggaran pembayaran pajak daerah dan retribusi UMKM. "Untuk membuka peluang kita membuat creative hub untuk anak muda di Solo, UMKM di Solo bisa naik kelas. Jika warga sehat ekonomi kuat," katanya.

Sedangkan, keberlangsungan Kota Solo sebagai kota budaya yang tangguh modern, gesit dan sejahtera.

Sementara itu Paslon nomor urut 2 Bagyo Wahyono dan FX Supardjo (Bajo) menyampaikan  visi Solo yang satu, yaitu tercapainya sandang, pangan dan papan. Menurut Bajo, Solo harus kembali menjaga adat timur. Juga soal toleransi. 

Untuk sandang, Bajo ingin memulai dengan menggunakan lurik dan batik sebagai pakaian adat Solo. Bajo ingin menghidupkan ekonomi kerakyatan tradisional dan UMKM. Sementara untuk papan Bajo ingin membangun rumah di bantaran sungai, khususnya bagi warga yg kurang mampu. Kami melihat di bantaran Sungai daerah Semanggi masih banyak lahan yang dapat digunanakan, ujar Bagyo.

Baca juga : Ditanya Soal Penanganan Covid-19, Eri: Perbanyak 3T

Debat pertama mengambil tema "Mengembangkan Kota Solo sebagai Kota Budaya dalam Pembangunan Berkelanjutan yang Adil dan Merata di Era Digital". Materi debat antara lain persoalan daerah, pelayanan publik, penajaman visi misi, kebijakan dan strategi penanganan, pencegahan, dan pengendalian Covid-19.

Dua paslon yang berlaga ialah Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan tujuh parpol pendukung. Kemudian paslon Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) diusung organisasi kemasyarakatan (Ormas) Tikus Pithi melalui jalur perseorangan atau independen.

Secara keseluruhan debat publik tahap I Pilkada Solo dimoderatori Eva Wondo dan Wahyu Wiwoho  dibagi menjadi delapan segmen. Seluruh peserta, termasuk pemandu debat, menerapkan protokol kesehatan dan mengenakan masker selama jalannya debat.

"Kemarin sudah disepakati debat tetap memakai masker. Jadi debatnya tetap memakai masker dan tidak dilepas," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo, Nurul Sutarti.

Baca juga : Dialog Dengan WNI Di Turki, Bamsoet Jelaskan Penanganan Covid-19 Hingga UU Ciptaker

Menurutnya masker merupakan salah satu bagian dari komitmen pasangan calon terkait penerapan protokol kesehatan. Sebab, Pilkada 2020 dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.