Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Sebelumnya
Sebelumnya, Kapolri juga mengingatkan supaya hukum jangan tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Ada juga warning kepada anak buahnya, “kalau tak mampu bersihkan ekor, kepalanya saya potong“.
Pernyataan-pernyataan ini menarik. Tapi, tentu saja tidak berhenti sampai di situ. Rakyat menunggu hasilnya. Menunggu langkah-langkah konkret untuk perbaikan. Struktural maupun kultural. Menciptakan “budaya baru” yang mengakar.
Jangan sampai Kapolrinya sudah sangat bersemangat, gigi empat, tapi jajaran di bawahnya kurang berenergi. Tidak nyambung jadinya. Kecepatan dan tekad Kapolri perlu diimbangi.
Baca juga : Vaksin Dan Langkah Kaki
Jangan juga panas-panas tai ayam. Panasnya sebentar, seminggu dua minggu kemudian, hilang. Kembali “normal” lagi. Kembali ke “budaya lama”.Karenanya, butuh konsistensi untuk mewujudkan harapan Kapolri. Juga harapan rakyat.
Harapan rakyat terhadap Polri ini terlihat alami. Tidak terkait polarisasi politik. Cebong-kampret misalnya. Ini harapan seluruh rakyat. Rakyat yang selalu mencintai Polri.
Beberapa analisis data menyebutkan bahwa tagar “PercumaLaporPolisi” atau “1hari1oknum” misalnya, disampaikan oleh rakyat secara umum. Tidak berdasarkan pilihan politik. Pro pemerintah atau oposisi. Artinya, harapan terhadap polisi ini sangat besar dan luas. Harapan seluruh rakyat.
Baca juga : Harapan Baru Bernama Kortas
Slogan “no viral, no justice”, jangan ada lagi. Karena, kalau ini terus berlangsung, rakyat akan lapor ke medsos. Menaruh harapannya ke medsos. Bukan ke polisi atau aparat hukum.
Bagi rakyat, bukan hanya laporannya diterima dan diperhatikan dengan baik, cepat dan tepat, tapi juga disertai proses yang presisi, berkeadilan dan berkerakyatan. Karena, kita sudah sangat lama mendengar kelakar: “melaporkan kemalingan kambing, justru sapi yang hilang”.
Rakyat berharap, “melaporkan kemalingan kambing, eh, sapi yang hilang sebulan sebelumnya, juga ikut ditemukan”. (*)
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.