Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
RM.id Rakyat Merdeka - Kapan serangan Omicron mencapai puncaknya dan kemudian melandai, belum bisa diprediksi para epidemiolog. Ini terlihat dari angka positif Covid harian yang masih naik turun selama sepekan terakhir. Sempat turun ke 30 ribuan, tetapi kemudian naik lagi ke 60 ribuan dan Jumat (25/2) kemarin turun lagi ke angka 49.447 kasus.
Begitu pula mengenai jumlah pasien Covid yang meninggal dunia, juga masih berfluktuasi antara 150 hingga 300 orang per hari.
Baca juga : Jangan Curi Uang Negara
Menurut catatan, lebih dari 65 persen pasien Covid yang bergejala berat dan meninggal dunia adalah lansia dan mereka yang punya komorbid, terutama diabetes dan darah tinggi. Kemudian, mereka yang belum divaksinasi.
Untuk menekan angka kematian, ke depan ini kita berharap, lansia atau mereka yang punya komorbid kalau terpapar Omicron langsung dirawat di rumah sakit rujukan Covid.
Baca juga : Omicron Pukul Orang Miskin
Apalagi tingkat keterisian rumah sakit masih relatif rendah, yaitu rata-rata di bawah 40 persen. Artinya, ruang rawat yang masih kosong bisa diisi pasien Covid lansia dengan gejala ringan tapi punya komorbid.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.