Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Rakyat tertolong oleh bantuan minyak goreng seratus ribu rupiah sebulan. Tapi, persoalan utamanya, tata kelola minyak goreng, jangan sampai berlarut-larut. Justru itu kuncinya.
Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng tersebut diberikan kepada masyarakat selama tiga bulan; April, Mei, dan Juni. Kementerian Keuangan menyiapkan anggaran Rp 6,9 triliun.
Baca juga : Puasa Dan Kesalehan Politik
Di Jakarta, urusan minyak goreng relatif sudah tertangani. Tapi, di beberapa daerah, masih terjadi beberapa antrean. Masyarakat mengantre minyak goreng curah.
Kasus ini perlu segera diselesaikan. Jangan berlarut-larut. Tidak perlu sampai tiga bulan, seperti BLT. Kalau BLT diberikan sampai Juni, kasus minyak goreng jangan sampai Juni. Paling tidak, lebaran sudah tuntas.
Baca juga : "Gorden Pemisah" Seharga 90 Juta
Kalau terus berlarut-larut, bukan hanya menjadi isu dalam negeri, tapi juga jadi perhatian internasional.
Pada 2 April lalu misalnya, media ternama The Economist menurunkan laporan soal ini di halaman “Asia”. Mereka menurunkan judul “Indonesia, Produsen Terbesar Dunia, Mengalami Krisis Minyak Sawit”.
Baca juga : Kaos Oblong Dan Pencitraan
Di bawah judul itu, The Economist menulis, “Ukraina, Pandemi, dan Pencatut Lokal yang Disalahkan”. Media tersebut juga menampilkan foto antrean panjang ibu-ibu yang ingin mendapatkan minyak goreng.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.