Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Saat ini, Pemerintah sedang dihadapkan masalah pelik atas melonjaknya harga minyak dunia. Ibarat film Warkop DKI: maju kena, mundur kena. Mau menahan harga BBM bersubsidi akan buntung, mau menaikkan juga sama buntung.
Ibarat pepatah, persoalan harga BBM bersubsidi sekarang seperti buah simalakama. Saat kita menemukannya, kita akan menghadapi masalah besar. Baik kita memilih memakannya, maupun memilih membuangnya.
Karena itu, Pemerintah harus sangat berhati-hati. Berbagai kalkulasi untung dan rugi persoalan harga BBM ini harus dihitung dengan matang dan cermat. Sebab, kalau salah, kerugian lebih besar akan menjadi konsekuensi.
Pemerintah tampaknya sangat menyadari hal ini. Kita lihat, wacana kenaikan BBM bersubsidi pun maju mundur. Yang awalnya disebut-sebut akan diumumkan pekan ini, sepertinya tidak jadi.
Baca juga : OTT Lagi, OTT Lagi
Dari sisi kesehatan APBN, memang menaikkan harga BBM bersubsidi pilihan yang rasional. Sebab, jika tidak naik, subsidi energi akan semakin bengkak. Angka subsidi yang sudah mencapai Rp 502 triliun, bisa bertambah lagi. APBN bisa jebol.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.