Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Simalakama BBM

Jumat, 26 Agustus 2022 06:10 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Saat ini, Pemerintah sedang dihadapkan masalah pelik atas melonjaknya harga minyak dunia. Ibarat film Warkop DKI: maju kena, mundur kena. Mau menahan harga BBM bersubsidi akan buntung, mau menaikkan juga sama buntung.

Ibarat pepatah, persoalan harga BBM bersubsidi sekarang seperti buah simalakama. Saat kita menemukannya, kita akan menghadapi masalah besar. Baik kita memilih memakannya, maupun memilih membuangnya.

Baca juga : KPK Vs Kakap

Karena itu, Pemerintah harus sangat berhati-hati. Berbagai kalkulasi untung dan rugi persoalan harga BBM ini harus dihitung dengan matang dan cermat. Sebab, kalau salah, kerugian lebih besar akan menjadi konsekuensi.

Pemerintah tampaknya sangat menyadari hal ini. Kita lihat, wacana kenaikan BBM bersubsidi pun maju mundur. Yang awalnya disebut-sebut akan diumumkan pekan ini, sepertinya tidak jadi.

Baca juga : OTT Lagi, OTT Lagi

Dari sisi kesehatan APBN, memang menaikkan harga BBM bersubsidi pilihan yang rasional. Sebab, jika tidak naik, subsidi energi akan semakin bengkak. Angka subsidi yang sudah mencapai Rp 502 triliun, bisa bertambah lagi. APBN bisa jebol.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.