Dark/Light Mode
- Kualifikasi Piala Dunia, Laga Brazil Vs Argentina Resmi Batal
- Cincinnati Masters, Venus Dan Osaka Langsung Tumbang
- HUT RI Ke-77, Pengprov PBVSI Jakarta Dan IMSport Gelar Piala Gubernur DKI
- Menperin: Industri Berperan Vital Pada Perekonomian Indonesia
- Wali Kota Bandung Pede Ekonomi Digital Dongkrak Produktivitas Masyarakat

RM.id Rakyat Merdeka - Jadi pejabat di negeri ini tidak boleh baperan. Seorang pejabat harus punya nyali dan siap mental untuk dihina, diumpat, dan dihujat. Sebab, cacian dan makian itu datang setiap hari. Pejabat harus bermental baja dalam menjalankan programnya.
Tentu, yang dimaksud di sini bukan tipe yang muka tembok, pejabat yang sudah salah tapi merasa benar, pejabat yang tidak becus tapi ngaku bisa, dan nggak mau mundur meskipun tak mampu mengatasi masalah. Bukan pula pejabat yang tidak sensitif dengan persoalan yang dihadapi.
Berita Terkait : Belajar Memuji
Pejabat yang dimaksud di sini adalah yang bersih, punya integritas, dan tidak mau terperangkap dalam status quo. Ini kisah pejabat, yang punya keyakinan kuat tentang harus adanya perubahan, perubahan mental, dan tatanan kehidupan kearah lebih baik. Dan untuk itu, dia berani melawan arus publik yang berada di zona nyaman. Ia berani menentang mayoritas, yang terlalu nyaman dengan kenyataan, yang sesungguhnya banyak persoalan.
Pemimpin seperti ini, karena kekuatan visinya, yang terbukti dalam sejarah, melakukan lompatan, dan dicatat sejarah sebagai pelopor pembaharuan. Di awal-awal, biasanya mereka dikecam, karena mengganggu establishment. Tapi, biasanya, seiring waktu, gerakan transformasinya dirasakan manfaatnya oleh publik.
Berita Terkait : Tak Perlu Ada Pembatasan
Dalam suasana pandemi dan resesi ekonomi saat ini, kita memerlukan pejabat/pemimpin yang bertindak out of the box, berani berbeda. Tapi bukan sekadar beda. Yang berbeda karena punya keyakinan, program, dan kegiatan yang bisa mengeluarkan bangsa ini, dari 2 ancaman sekaligus.
Untuk mewujudkan hal itu, mereka bernyali untuk di luar mainstream, dan pada saat yang sama, berani menjadi orang yang banyak haters-nya. Tapi dia fokus dengan keyakinan, bahwa programnya adalah yang terbaik. Jadilah pemimpin yang berani tidak populer, karena bernyali membuat kebijakan yang dipersepsi tidak populer, padahal untuk kebaikan. ■