Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

"Last Minute Politics"

Minggu, 28 Agustus 2022 06:39 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Apakah Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasang calon? Bisa iya, bisa tidak.

Kalau hanya diikuti dua pasang, parpol lebih mudah ”mengelolanya”. Bertanding melawan kawan sendiri pun bisa. Dicarikan calon lawan yang terlemah, juga bisa.

Semuanya tergantung kemampuan parpol, bagaimana mengelolanya. Yang menginginkan hanya dua pasang, baru PDI-P, seperti disampaikan Sekjennya Hasto Kristiyanto.

Baca juga : "Reshuffle Kerakyatan"

Dalam nada bertanya bernuansa permintaan, Hasto mengatakan, “kenapa (kita) tidak membangun kesepahaman di depan saja?”

Apakah kesepahaman di depan ini bermaksud; dua pasang tersebut dirembukkan saja, atau bahkan kalau perlu, calon-calonnya pun dimusyawarahkan saja di antara parpol. Apakah begitu?

Sejauh ini, kemungkinan munculnya empat pasang, juga masih sangat besar. Atau, paling tidak, tiga pasang.

Baca juga : 2024, Polarisasi Akan Menguat?

Empat pasang tersebut berasal dari: PDI-P yang memenuhi syarat untuk mengajukan sendiri. Lalu ada Koalisi Indonesia Bersatu (KIB); Golkar, PPP dan PAN.

Kemudian ada Gerindra dan PKB yang sudah membentuk koalisi. Juga ada kemungkinan koalisi NasDem, Demokrat dan PKS. Empat “koalisi” tersebut masing-masing sudah memiliki kandidat bakal calon.

Yang menarik, calon-calon tersebut sepertinya bisa lompat sana-lompat sini. Bisa masuk ke parpol atau koalisi mana saja. Seperti bursa transfer pemain sepakbola. Tak peduli lagi, apakah pasangan tersebut cocok dengan tantangan yang akan dihadapi, setidaknya, lima tahun ke depan.

Baca juga : Korupsi "Orang Pintar"

Semuanya akan ditentukan di menit-menit terakhir. Termasuk siapa pasangan capres-cawapresnya. “Injury time politics” atau “last minute politics” sudah menjadi tradisi dalam pemilu/pilkada di negeri ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.