Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
RM.id Rakyat Merdeka - Suramnya ekonomi dunia saat ini, yang ditandai dengan tingginya angka inflasi di negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Amerika Latin dan Afrika telah menyebabkan jumlah pengangguran meningkat drastis.
Di Inggris dan Perancis, orang-orang miskin tak mampu lagi menyewa apartemen. Tak mampu lagi membayar listrik dan gas. Bantuan sosial yang mereka peroleh hanya cukup untuk makan sehari-hari.
Akibatnya, jumlah gelandangan dan tuna wisma melonjak. Hal serupa mulai terlihat di beberapa kota besar Amerika Serikat.
Baca juga : Buang Jauh-jauh Niat Untuk Korupsi
Resesi ekonomi akibat perang Rusia-Ukraina kini juga mulai menyerang negara-negara Asia. Suku bunga pinjaman bank merangkak naik. Inflasi melangit. Banyak perusahaan mengurangi jumlah karyawannya. Akibatnya, angka pengangguran dan orang miskin naik 5 hingga 10 persen dari angka tahun 2021 lalu.
Krisis pangan dan energi telah menyebabkan puluhan negara terancam jadi negara gagal. Orang miskin di beberapa negara Afrika, Eropa dan Amerika Latin tak mampu lagi membeli bahan pangan. Mereka tak punya uang karena tidak bekerja. Mereka kini hidup dari bantuan sosial.
Ekonomi global tahun 2023 diperkirakan akan jauh lebih buruk dari tahun ini. PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) diramalkan terjadi di perusahaan-perusahaan besar dunia.
Baca juga : Dunia 2023 Gelap APBN Dieman-eman
Meski ekonomi global terpuruk, kita berharap, rakyat kecil di negeri ini tetap bisa makan, bisa membeli pakaian dan bisa menyekolahkan anak-anaknya.
Oleh karena itu, bansos tunai harus terus diberikan, terutama untuk korban PHK akibat pandemi Covid-19. Kita berharap, anggaran bansos tunai dinaikkan dua kali lipat.
Banyak korban PHK akibat pandemi Covid belum mendapat pekerjaan lagi. Mereka ini rindu bansos. Mereka berharap, angka bansos tunai ditingkatkan seiring naiknya harga bahan pangan.
Baca juga : Saatnya MA Bersih-bersih
Ke depan ini, penyaluran bansos tunai mesti diawasi lebih ketat. Ini penting untuk menghindari kebocoran dana bansos.
Kita juga berharap, tak ada lagi korupsi dana bansos. Untuk itu, aparat KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan Kejaksaan harus turun ke lapangan untuk memonitor penyaluran bansos tunai. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.