Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Siklusnya dari dulu sama saja: harga-harga cenderung naik menjelang natal dan tahun baru. Jurus-jurus untuk menghadapinya juga sama. Tak ada yang baru.
Masalahnya, mampukah “tradisi” kenaikan harga itu diantisipasi serius. Sejak dini. Karena, natal dan tahun baru (Nataru) masih cukup lama. Masih sangat bisa diantisipasi. Jangan terlampau asyik mengurus politik, sementara urusan rakyat dinomorduakan.
Baca juga : Gawat Darurat Kaderisasi Parpol
Jangan juga kalah dari rakyat ketika mencari solusi atau menelorkan kebijakan. Untuk urusan telur yang sekarang harganya melambung misalnya, rakyat sangat kreatif.
Di beberapa daerah, seperti di Bogor, ibu-ibu rumah tangga memilih telur rusak dibanding telur berkualitas baik. Selisih harganya bisa sampai Rp700 per butir.
Baca juga : Rakyat Tetap Nomor Satu
Telur rusak ini sudah retak bahkan ada yang pecah. Tapi, yang penting masih bisa digoreng. Telur ini lebih murah dibanding harga telur utuh yang sudah menembus Rp32 ribu bahkan Rp33 ribu per kilogram.
Pantauan terakhir kemarin sore di website Informasi Pangan Jakarta, harga telur ayam ras mencapai Rp31.155 per kg. Naik Rp91 dibanding sehari sebelumnya (4 Desember).
Baca juga : Bahaya "Budaya Kawan Dan Lawan"
Bukan hanya telur, hampir semua komoditas mengalami kenaikan. Yang paling tinggi, cabai rawit merah. Kenaikannya Rp1.040.
Bagi rakyat, berapa pun kenaikannya, tetap membebani. Di tengah kondisi sekarang, selisih berapa pun, sangat berharga. Inilah yang perlu diselami para pembuat kebijakan, yang secara ekonomi cukup mampu. Selami dan hayati amanat serta suara hati rakyat. Jangan memprioritaskan urusan lain.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
