Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

"Perang" Itu Sudah Dimulai

Jumat, 16 Desember 2022 06:39 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Tahapan Pemilu 2024 sudah dimulai. Rabu malam (14/12), KPU telah menetapkan 17 partai politik yang menjadi peserta pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Dengan dimulai tahapan ini, “genderang perang” untuk memperebutkan sekitar 240 juta suara resmi ditabuh.

Sebenarnya, sebelum proses penetapan dan pengundian nomor urut parpol, “perang” itu sudah berlangsung. Bahkan, “perang” sudah terjadi sejak Pemilu 2019 selesai. Hal itu terlihat dari aksi saling sindir, saling pojokkan, dan saling jelekkan yang dilakukan masing-masing parpol.

Baca juga : Tahun Baru, Harga Baru

Dengan dimulainya tahapan Pemilu, “perang” tersebut akan berlangsung lebih sengit. Saling serang dan saling pojokkan akan semakin terbuka. Berbagai hal akan dilakukan parpol-parpol demi meraih elektabilitas maksimal. Mereka tidak akan ragu, bahkan dengan menggunakan cara kotor, agar mendapat simpati publik dan di saat yang sama menjatuhkan pamor parpol lawan.

Untuk meredam hal ini, Presiden Jokowi sudah mewanti-wanti semua pihak, untuk mengedepankan kesantunan dalam politik. Yang perlu dikedepankan adakah gagasan, ide, bukan permusuhan.

Baca juga : Adu Citra Lewat Survei Elektabilitas

Di mulut, para pimpinan parpol mengaku setuju dengan imbauan Presiden Jokowi tersebut. Namun, dalam hati, sepertinya tidak. Buktinya, praktik-praktik saling serang dan saling menjelekkan terus terjadi. Fenomena apa saja digunakan sebagai bahan dan senjata untuk menyindir lawan politik.

Menghadapi kondisi ini, publik harus lebih cerdas dan arif. Jangan sampai ikut larut dalam irama perang yang dimainkan para elite parpol. Publik tidak perlu terlalu fanatik dengan parpol tertentu. Sikapi saja semua dengan santai. Tidak perlu baper alias terbawa perasaan.

Baca juga : Rupiah Jangan Terus-terusan Payah

Hal ini penting untuk menghindari gesekan horizontal di antara masyarakat. Kita sudah sangat lelah dengan residu dari Pemilu 2014 dan Pemilu 2019. Untuk 2024, jangan terulang lagi. Biarkan saja elite “berperang”, kita tidak usah ikut-ikutan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.