Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS

BUDI RAHMAN HAKIM
RM.id Rakyat Merdeka - Akhir-akhir ini, publik banyak disuguhkan dengan berita-berita kriminal yang melibatkan anak di bawah umur. Mulai dari yang paling heboh seperti keterlibatan AG dalam kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satrio terhadap David Ozora, kasus tawuran, sampai bullying di sekolah.
Kasus-kasus ini sungguh menyesakkan dada. Apalagi, beberapa kasus sampai menimbulkan korban jiwa. Belum lagi anak yang terluka parah dan mengalami trauma mendalam. Sebagian orang tua pun menjadi waswas akan keselamatan anak-anaknya saat beraktivitas di luar.
Sudah banyak analisis yang mengupas masalah kriminalitas ini. Ada yang menyebut karena kesalahan pola didik orang tua, faktor game online, faktor media sosial, faktor lingkungan, bahkan yang ekstrem ini merupakan kesalahan dari kebijakan pemerintah.
Baca juga : Top, Pencak Silat Masuk Kampus Kenya
Di luar analisis itu, ada faktor lain yang juga bisa memicu kriminalitas ini. Yaitu copycat. Dalam dunia kriminalitas, copycat diartikan sebagai perbuatan meniru kejahatan yang dilakukan seseorang.
Maraknya pemberitaan media mainstream atau video-video kejahatan di media sosial, bisa menjadi “inspirasi” bagi anak tertentu untuk melakukan copycat. Berita-berita heboh yang muncul bisa memengaruhi psikologis anak, yang akhirnya memicu mereka berani berbuat nekat, bahkan brutal dan sadis.
Seperti dalam kasus tawuran dengan senjata tajam. Potensi kasus itu muncul kecil, jika siswa-siswa tersebut sebelum tidak pernah melihat atau mendengar aksi tawuran. Adrenalin mereka terpacu saat ada contoh. Yang jiwanya masih labil, yang belum terbentengi agama dan moral yang kuat, mereka bisa menjadi pelaku kekerasan sadis.
Baca juga : Badai PHK Harus Dimitigasi
Untuk menyelesaikan masalah ini, hukum memang wajib ditegakkan. Namun, hal itu belum cukup. Sebab, ada “calon pelaku anak” lain yang belum bisa mengambil contoh dari penegakan hukum itu. efek jera memang mungkin ada untuk para pelakunya. Tapi, untuk para calon pelaku, rasa khawatir akan kena hukum tersebut belum muncul.
Maka, selain penegakan hukum, kita juga harus memperkuat benteng-benteng yang lain. Salah satunya, dengan mengeliminir kemungkinan adanya copycat. Caranya bisa dengan mengurangi intensitas penyajian berita kekerasan, dan juga memproteksi dunia maya dari video, gambar, dan games yang mengandung kekerasan.
Yang juga sangat penting adalah, para orang tua harus memerhatikan pola pendidikan dan juga pergaulan anak. Para orang tua harus rajin-rajin berkomunikasi dan ngobrol dengan anak. Pemahaman agama dan moral anak juga harus diperkuat. Selain itu, sistem pendidikan yang diterapkan pemerintah juga harus bisa menjamin para sistem tidak hanya pintar, tapi moralnya terjadi.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya