Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Cycling de Jabar Jadi Ajang Persiapan Atlet Jelang Kejurnas Balap Sepeda 2024
- Man. City Vs Man. United, The Citizens Mau Pecahkan Rekor
- Rinov Dan Pitha Melaju, Putri KW Angkat Koper
- Gagal Di Malaysia Masters, Putri KW Langsung Tatap Indonesia Open
- Alasan Spanyol Akui Negara Palestina, Tolak Dicap Kawan Teroris Oleh Netanyahu
RM.id Rakyat Merdeka - Sejak beberapa bulan terakhir, minimarket-minimarket di Jakarta dan sekitarnya sudah tidak menyediakan kantong plastik alias kantong kresek. Langkah ini dilakukan demi mengurangi sampah plastik. Kini, yang belanja perlu membawa kantong sendiri atau membeli kantong guna ulang. Jika tidak, terpaksa belanjaan yang dibeli tidak dibungkus.
Ini merupakan langkah yang baik dan perlu didukung semua pihak. Hal ini memang merepotkan pembeli. Namun, masyarakat juga perlu dibiasakan untuk puasa kantong kresek. Sebab, sampah plastik sudah sangat penumpuk dan menyebabkan masalah lingkungan yang parah.
Baca juga : Terbukti Secara Sains, Puasa Ramadan Dorong Keseimbangan Tubuh
Hasil studi yang dilakukan Travis P Wagner (2017) memperkirakan, masyarakat dunia membuang 5 triliun sampah kantong kresek setiap tahunnya. Di Indonesia, penggunaan kantong kresek juga menjadi masalah besar. Data Making Oceans Plastic Free (2017) menyatakan, rata-rata ada 182,7 miliar kantong kresek digunakan setiap tahunnya.
Puasa penggunaan kantong kresek ini tentu sangat membantu. Dengan langkah masif dan konsisten, langkah ini diharapkan bisa mengurangi beban sampah plastik yang sudah sangat menumpuk dan mencemari lingkungan.
Baca juga : KPK Juga Panggil Kepala Bea Cukai Makassar Besok
Namun, gerakan puasa ini diharapkan bisa lebih luas lagi. Sebab, jika hanya di minimarket, dampaknya masih sangat kecil. Gerakan puasa ini harus disebarkan ke pasar-pasar dan warung-warung. Sebab, penggunaan kantong kresek di sana masih sangat besar. Gerakan puasa ini juga harus dimasifkan sampai ke daerah-daerah. Jangan hanya di Jakarta dan kota-kota besar saja.
Kalau ini sukses, kita bisa melangkah pada gerakan lain dalam mengurangi sampah plastik. Selama ini, mayoritas kemasan produk, baik makanan maupun yang lainnya, masih menggunakan plastik. Jumlahnya bahkan lebih besar dibanding dengan penggunaan kresek.
Baca juga : Badai Terjang Kemenkeu
Kita berharap, ke depan, kemasan-kemasan ini bisa diganti dengan bahan yang ramah lingkungan, yang gampang terurai, yang tidak menyebabkan penumpukan sampah. Memang, hal ini tidak mudah. Sebab, sampai saat ini, belum ada bahan yang sebaik plastik untuk dijadikan kemasan. Kalau pun ada, harganya belum ekonomis. Namun, kita tidak boleh nyerah. Untuk lingkungan yang sehat, gerakan pengurangan penggunaan plastik harus terus digencarkan.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya