Memegang Kunci Anak Muda

SUPRATMAN

 Sebelumnya 
“Pertunjukkan tidak satunya kata dan perbuatan” tersebut adalah pendidikan penting yang melekat di benak anak-anak muda. Dampaknya bahkan bisa melebihi ampuhnya hafalan butir-butir Pancasila.

Realitas yang jauh dan terputus itu bisa menimbulkan apatisme. Anak-anak muda, seperti mahasiswa, bisa merasakan ada yang tidak nyambung dalam ikatan kebangsaan dan kehidupan politik kita.

“Mahasiswa cenderung melihat Pilpres 2024 ini hanyalah permainan para elite dan politisi saja. Hanya jadi bidak catur,” kata salah seorang pembicara dalam sebuah diskusi seperti diberitakan Rakyat Merdeka, halaman 4, Senin (31/7), kemarin.

Baca juga : Bandwagon Effect 2024

Para kandidat mesti mematahkan argumen tersebut lewat aksi nyata. Bukan sekadar pidato atau janji-janji kampanye. Anak-anak muda butuh contoh konkret.

Kalau para politisi dan pejabat “kencing berdiri”, maka anak-anak muda akan “kencing berlari”. Ini sangat berbahaya.

Para politisi dan pejabat pemerintah perlu mengembalikan kepercayaan anak-anak muda terhadap sistem dan institusi yang citranya tercoreng.

Baca juga : Isu Capres Dan "Judi Politik"

Kasus-kasus korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) misalnya. Bagaimana anak-anak muda bisa tumbuh kepercayaannya kalau para elite politik dan sebagian pejabat justru menjadikan perilaku korup sebagai “kebiasaan normal dan wajar”?

Karena itu, buktikan dan yakinkan anak-anak muda bahwa Anda-anda layak dipilih dan bisa membawa bangsa ini melaju cepat di rel yang benar. Itu kuncinya.

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Selasa, 01 Agustus 2023 dengan judul "Memegang Kunci Anak Muda"

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.