Dark/Light Mode
Sebelumnya
Biarkan rakyat yang menonton, menilai sendiri. Cerdas Cermat SD saja cuma ada tepuk tangan. Tidak ada yang teriak-teriak heboh.
Memang, berdasarkan hasil-hasil survei seusai debat, dampak perdebatan tidaklah terlalu besar. Tidak sampai lima persen. Namun, ini akan berdampak kalau di antara caprescawapres terjadi persaingan ketat.
Dampak ini juga tidak terlepas dari preferensi yang sudah melekat di kepala para pemilih. Ada atau tidak ada debat. Namun, mereka yang menentukan pilihannya setelah debat, tidak bisa di anggap angin lalu.
Baca juga : Kampanyenya Mantap, Rakyatnya “Mantab”
Bolehkah tidak menghadiri debat. Di Indonesia, harus hadir. Tidak bisa diwakili. Ini berbeda dengan Filipina, misalnya. Di Filipina, tidak ada kewajiban untuk hadir.
Bongbong atau Marcos Junior bersama cawapresnya, Sara Duterte, beberapa kali tidak menghadiri debat yang digelar Comelec (KPU Filipina).
Saat perdebatan berlangsung, Marcos Jr memilih untuk tetap tinggal di markas kampanyenya di Mandaluyong.
Baca juga : Menarik Mana: Gimik Atau Program?
Ketika debat yang digelar di Kota Pasay ditayangkan, staf komunikasinya mengirimkan foto Bongbong yang tengah “berkoordinasi” dengan sepuluh orang gubernur.
Di Pilpres 2022, Bongbong Marcos dan Sara Duterte menang telak. Seusai penghitungan suara, Rodrigo Duterte, presiden petahana yang juga ayah Sara, berkata singkat, “pilihan untuk tidak menghadiri debat adalah pilihan tepat”.
Untuk kursi kekuasaan, memang pilihan yang “cerdas dan cermat”. Tapi, tidak untuk rakyat, yang kehilangan momen penting memnguji, menilai dan mengetahui “isi kepala” serta membayangkan “isi hati” calon pengemudi bangsa.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
