Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Pada masa Orde Baru, posisi Wakil Presiden (Wapres) itu powerless. Hanya kedudukan yang bersifat hiasan/figuran semata. Tak punya peran strategis apapun. Ada tapi tiada. Kegiatannya hanya seremonial dan tak pernah mengambil kendali dalam pengambilan keputusan baik kenegaraan maupun kepemerintahannya.
Kegiatan Wapres benar-benar ban serep. Jadwal diatur protokol Presiden. Jangankan kekuasaan, panggung politik pun tidak. Cuma ngantor saja dan hadir di beberapa acara seremonial yang bersifat hiburan sosial. Miskin pemberitaan.
Zaman bergulir. Perubahan terjadi di saat SBY menjadi Presiden dan JK menjadi Wapres. Ada pembagian peran dan tanggungjawab di antara Presiden dan Wakilnya. Namun rupanya relasi kekuasaan di antara keduanya memunculkan beberapa ketegangan terselubung.
Ada konflik dingin yang memanjang hingga ujung usia kekuasaan mereka berakhir di periode pertama. Keduanya pecah kongsi di penghujung kekuasaan. Lalu jadi seteru. Menjadi preseden buruk untuk ke depan tidak terulang.
Baca juga : Menghina Pejabat Publik
Saat JK jadi Wapres Presiden Jokowi, terjadi pola relasi baru berbeda. Wapres JK seperti mengambil peran aman. Tidak mengambil peran yang bisa membangun citra adanya "matahari kembar" di tubuh pemerintah. JK belajar banyak dari masa lalu.
Sekarang Wapres Ma'ruf Amin sedang meraba apa gerangan peran yang akan dimainkan. Rasanya sudah benar bila saat ini Kyai Ma'ruf mengambil tanggungjawab untuk terus mencipta persatuan yang diikat dalam kerukunan antar umat beragama. Tetaplah dan maksimalkan diri di situ.
Baca juga : Politisi dan Sensasi
Wapres Ma'ruf harus banyak membuat program yang mempersatukan bangsa ini. Terlalu banyak yang ingin mencari dan membesar-besarkan perbedaan yang pada gilirannya bisa memecah belah. Seperti kata Anies Baswedan, kebhinakaan Indonesia itu bawaan lahir sementara ketunggalan/persatuan adalah sesuatu yang harus terus diusahakan. Wapres mengambil tanggungjawab ini saja luar biasa. ***
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.