Dark/Light Mode
- Getaran Gempa M6,5 Garut Terasa Hingga Jakarta, Trending Topics Di X
- Gempa M3,1 Sukabumi Dipicu Sesar Cugenang, Belum Ada Laporan Kerusakan Bangunan
- Gempa Kuat M6,5 Guncang Jabar Dan Sekitarnya, Masyarakat Diminta Tetap Waspada
- Malam Ini, Sukabumi Digoyang Gempa M3,1 Kedalaman 5 Km
- Media Timteng: Erick Bawa Berkah Bagi Sepak Bola Indonesia
RM.id Rakyat Merdeka - Hak individu terdasar dalam sistem demokrasi ialah kebebasan menentukan pilihan politik. Setiap manusia dewasa, apapun jenis pekerjaan, kedudukan, maupun status ekonominya, punya nilai suara sama di balik bilik suara. Ya, di hitung 1 suara saja.
Siapapun tidak boleh memaksa, memperkosa apalagi mengintimidasi siapapun yang berbeda pilihan politik untuk ikut memilih dengan dirinya.
Itu pelanggaran hak asasi di alam demokrasi. Bisa dipidanakan. Negara sejatinya menjaga dan menjamin hak masing-masing individu anak bangsa tersebut.
Baca juga : Belajar Dari Kucing
Aparatur negara harus berdiri di garis tak berpihak, apalagi di tengah kontestasi yang pesertanya terdiri dari Petahana. Garis demarkasi yang boleh dilakukan hanya mempengaruhi. Itupun ada etika politiknya.
Oleh karena itu penting bagi para kontestan memilih para influencer dan vote-gather yang kredibel dan memiliki ja ringan kuat ke akar rumput. Seluruh ke giatannya harus elegan dalam bingkai edukasi pemilih agar menjadi pemilih rasional, dari sekedar pemilih emosional.
Banyak instrumen yang bisa dipilih untuk mengedukasi pemilih. Di era digital ini opsinya tersedia banyak sekali.
Baca juga : Telepon Tuan Presiden
Media massa dan media sosial saat ini telah menjangkau ke setiap individu pemilih di negeri ini, di kota maupun di desa. Mereka punya akses yang sama luas ke jejaring dan pusat-pusat informasi tim pemenangan.
Gara-gara Pilpres lalu itu, masih banyak keluarga-keluarga Indonesia yang retak, pecah, dan bahkan bertengkar. Penyebabnya tak lain karena pilihan politik yang berbeda.
Ada ketidaksiapan mental untuk berbeda. Perkara politik selain dibawa baper juga sering diribetkan dengan soal status keberagamaan. Ada soal judgement dosa dan tidak, haram dan halal di antara pilihan-pilihan politik yang tersedia.
Baca juga : Menolak Pos Menteri
Tragisnya lagi, di tengah keutuhan keluarga-keluarga Indonesia itu ada para pemain dajjal politik. Mereka memang senang dengan segala perselisihan itu, dan mereka mendapat keuntungan politik-ekonomi dengan cara mengoyak tali kekeluargaan.
Mereka ada pemain politik yang keji, dan sudah kehilangan moral value dalam setiap sisi kehidupannya. Oleh mereka-mereka inilah Indonesia yang ramah, toleran, dan baik dirusak dari dalam. ***
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.