Dark/Light Mode

RM.id Rakyat Merdeka - 2025, tahun baru, tantangan baru. Salah satunya: krisis kepercayaan. Yang terbaru vonis 6,5 tahun dalam kasus korupsi timah yang merugikan negara Rp 300 triliun.
Bukan hanya rakyat yang mengkritik vonis tersebut, Presiden Prabowo juga bereaksi. “Tolong Menteri Permasyarakatan, Jaksa Agung, naik banding. Naik banding. Vonisnya kasih aja 50 tahun,” tegas Prabowo di Jakarta, kemarin.
Mega korupsi itu sendiri sudah menggerus kepercayaan rakyat, ditambah hukum dan keadilan yang dinilai kurang pas, membuat kepercayaan rakyat kian runtuh. Daya rusak yang berkelindan ini sungguh mengkhawatirkan.
Maka tak heran kalau Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia merosot ta jam dalam beberapa tahun terakhir. Kepercayaan rakyat dan investor asing kian merisaukan.
Berdasarkan Corruption Perception Index (Indeks Persepsi Korupsi/IPK), Indonesia memperoleh skor 34. Ada di peringkat 110 dari 180 negara.
Baca juga : "Industri Hukum" Ular Kayu
Selain kasus timah 300 triliun, di tahun ini juga ada heboh dugaan transaksi mencurigakan senilai Rp 349 triliun di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Kasus mantan pejabat di Mahkamah Agung yang terkait makelar kasus, juga ikut mencoreng kepercayaan publik. Dari mantan pejabat MA yang pensiun pada 2022 itu disita uang hampir satu triliun rupiah dan emas sekitar 51 kilogram!
Yang juga masih hangat adalah kasus pemerasan miliaran rupiah terhadap warga negara Malaysia yang menonton konser Djakarta Warehouse Project (DWP), pertengahan Desember lalu. Kasus ini menjadi berita dan perbin cangan publik internasional.
Banyaknya warisan persoalan itu menjadi PR besar dan tantangan di tahun 2025. Kalau kepercayaan meningkat, kebijakan apa pun akan diterima oleh rakyat. Karena, ada keyakinan, semua nya akan dikembalikan ke rakyat.
Di negara-negara yang dikenal sebagai “negara paling bahagia di dunia” seperti Finlandia, Denmark, Norwegia misalnya, tingkat kepercayaan publiknya sangat tinggi. Salah satu penyebabnya: tingkat korupsi yang sangat rendah.
Baca juga : Dubes Inggris Dominic Jermey Ucapkan Selamat Natal & Tahun Baru Via Video
Salah satu contoh: di negara-negara tersebut, menurut survei Universitas Oxford, masyarakatnya tidak khawatir kalau dompetnya hilang. Karena, hampir seratus persen dompet tersebut akan kembali dalam kondisi utuh.
Tumbuhnya rasa saling percaya antar masyarakat tersebut sejalan dengan berkembangnya kepercayaan terhadap pemerintah.
Kondisi ini berbeda dengan beberapa negara, yang bahkan orang minta sumbangan untuk kepentingan sosial keagamaan pun masih diiringi rasa curiga.
Di negara-negara “paling bahagia” itu, para pemimpin dan pemerintahnya menjadi motor penting tumbuhnya rasa saling percaya. Salah satunya: karena rendahnya tingkat korupsi.
Walaupun pajaknya sangat tinggi, rakyat yakin bahwa semuanya akan dikembalikan ke mereka. Amanah rakyat dijaga dan diperjuangkan.
Baca juga : Jangan Hanya Galak Di Awal
Semoga Indonesia bisa mengarah ke sana. Di tahun 2025, ada resolusi trust (kepercayaan) yang tidak mudah di luntur di bulan pertama atau kedua.
Selamat Tahun Baru 2025 dengan tantangan dan semangat baru.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.