Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Yakin, saat ini KPK tengah bekerja. Entah siapa yang nanti menjadi “pasien” berikutnya. Kena Operasi Tangkap Tangan (OTT). Bisa juga masih ada yang tahap-tahap awal, pengumpulan data. Atau, ada yang sudah “matang”. Tinggal diciduk.
Entahlah. Mungkin kepala daerah di daerah “entah berentah” yang selama ini tak pernah didengar, terutama oleh warga ibukota. Atau, pejabat kelas menengah, eselon, yang tak menyangka sudah diendus KPK.
Atau, pengusaha yang sudah sedemikian rupa membungkus suap-menyuapnya. Bisa siapa saja. Kita tidak tahu. Ketika ada kepala daerah ditangkap beberapa bulan lalu, kita menduga, lain pasti tiarap. Eh, tak berapa lama, ada lagi kepala daerah yang ditangkap.
Kemudian ada lagi, lagi, terus dan terus. Saking banyaknya, Mendagri Tjahjo Kumolo seperti tak bisa berkata-kata. “Saya cukup sedih, selama saya menjadi menteri sudah hampir 103 kepala daerah kena OTT KPK,” kata Tjahjo melalui keterangan tertulis, Senin (21/1).
Belum kering tinta kesedihan itu, Rabu, KPK sudah berada di depan sebuah toko ban di Mesuji. Di depan toko ban itu,adik Bupati Mesuji bernama TH, ditangkap. Uang senilai Rp 1,28 miliar diamankan.
Meski disimpan rapi di dalam kardus, aromanya tetaptercium. Setelah dilakukan pengembangan, tengah malam, KPK bergerak ke rumah Bupati Khamami. Dia ditangkap. Jadi tersangka, bersama adiknya.
Apakah para kepala daerah lainnya tidak mendengar kasus ini? Pasti tahu. Seperti penangkapan Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin di bulan Oktober. Atau penagkapan Bupati Pakpak Bharat Remigo Yolando Berutu, November 2018. Atau, penangkapan Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar, Desember 2018.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
