Dark/Light Mode

Mestinya Ada Temuan Hebat

Kamis, 3 Januari 2019 09:30 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Ada dua pengala­man paling berkesan bagi Luis Milla sela­ma melatih timnas se­pakbola Indonesia. Salah satunya, saat ter­jadi gempa di Lom­bok. Saat itu, Timnas se­dang melakukan pemusatan latihan di Bali sebagai persiapan Asian Ga­mes. Gempa Lombok terasa sampai Bali. Hotel tempat Timnas menginap ber­ge­tar.  Pelatih asal Spanyol tersebut keta­ku­tan. Para pemain berhamburan keluar. Milla tam­bah panik. Tak tahu harus berbuat apa. Dia bingung.

Seperti diungkapkannya kepada me­dia Spanyol, Marca, Luis Milla ber­syukur dan merasa disayangi para pemainnya. “Mereka rupanya sudah terbiasa. Me­­reka berusaha menenangkan saya. Sa­ya sangat bersyukur mereka me­nyayangi saya,” kata pelatih yang per­nah memperkuat Barcelona dan Real Madrid tersebut.

Baca juga : Korupsi & Janji

Di Spanyol jarang terjadi gempa. Dia baru merasakan gempa di Indo­nesia. Mungkin karena itu dia men­jadikannnya sebagai salah satu peng­alaman paling berkesan selama 1,5 tahun melatih Timnas. Dari situ terlihat bahwa orang In­do­nesia sudah terbiasa dengan ber­bagai bentuk bencana. Termasuk gem­­pa. Tak heran kalau para ilmuan asing me­nyebut Indonesia sebagai labo­ra­torium bencana.

Dikenal sebagai ring of fire, Indo­ne­sia memiliki beberapa gunung api aktif. Banyak patahan atau sam­bu­ngan bumi yang sewaktu-waktu bisa bergesekan. Geser sedikit, gempa. Wilayah Indonesia juga berisiko long­sor, tanah maupun gunung api­nya. Terakhir, longsor gunung Anak Krakatau yang menyebabkan tsuna­mi di Selat Sunda. Erosi, banjir, keba­karan hutan dan kekeringan, juga menjadi ancaman tersendiri.

Baca juga : Satgas, Goool!!

Melihat kondisi ini, mestinya In­donesia sangat maju dalam hal ben­cana alam atau penanggulangan ke­ben­canaan. Entah itu secara keilmu­an maupun teknologinya. Mestinya, dari Indonesia lahir teknologi penanggulangan bencana ter­canggih. Indonesialah yang meng­ajari negara lain bagaimana meng­an­tisipasi dan menanggulangi ben­cana. Indonesialah yang terdepan.

Yang menyedihkan, kondisinya jus­tru terbalik. Alat pendeteksi tsu­na­mi hilanglah, tak berfungsilah, kurang ini kurang itulah. Macam-macam. Bahkan pekan lalu pejabat kementerian PUPR ditangkap KPK karena diduga terlibat korupsi proyek air minum untuk daerah bencana. Sungguh sangat menyedihkan. Oh, teganya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.