Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Ada dua pengalaman paling berkesan bagi Luis Milla selama melatih timnas sepakbola Indonesia. Salah satunya, saat terjadi gempa di Lombok. Saat itu, Timnas sedang melakukan pemusatan latihan di Bali sebagai persiapan Asian Games. Gempa Lombok terasa sampai Bali. Hotel tempat Timnas menginap bergetar. Pelatih asal Spanyol tersebut ketakutan. Para pemain berhamburan keluar. Milla tambah panik. Tak tahu harus berbuat apa. Dia bingung.
Seperti diungkapkannya kepada media Spanyol, Marca, Luis Milla bersyukur dan merasa disayangi para pemainnya. “Mereka rupanya sudah terbiasa. Mereka berusaha menenangkan saya. Saya sangat bersyukur mereka menyayangi saya,” kata pelatih yang pernah memperkuat Barcelona dan Real Madrid tersebut.
Di Spanyol jarang terjadi gempa. Dia baru merasakan gempa di Indonesia. Mungkin karena itu dia menjadikannnya sebagai salah satu pengalaman paling berkesan selama 1,5 tahun melatih Timnas. Dari situ terlihat bahwa orang Indonesia sudah terbiasa dengan berbagai bentuk bencana. Termasuk gempa. Tak heran kalau para ilmuan asing menyebut Indonesia sebagai laboratorium bencana.
Dikenal sebagai ring of fire, Indonesia memiliki beberapa gunung api aktif. Banyak patahan atau sambungan bumi yang sewaktu-waktu bisa bergesekan. Geser sedikit, gempa. Wilayah Indonesia juga berisiko longsor, tanah maupun gunung apinya. Terakhir, longsor gunung Anak Krakatau yang menyebabkan tsunami di Selat Sunda. Erosi, banjir, kebakaran hutan dan kekeringan, juga menjadi ancaman tersendiri.
Melihat kondisi ini, mestinya Indonesia sangat maju dalam hal bencana alam atau penanggulangan kebencanaan. Entah itu secara keilmuan maupun teknologinya. Mestinya, dari Indonesia lahir teknologi penanggulangan bencana tercanggih. Indonesialah yang mengajari negara lain bagaimana mengantisipasi dan menanggulangi bencana. Indonesialah yang terdepan.
Yang menyedihkan, kondisinya justru terbalik. Alat pendeteksi tsunami hilanglah, tak berfungsilah, kurang ini kurang itulah. Macam-macam. Bahkan pekan lalu pejabat kementerian PUPR ditangkap KPK karena diduga terlibat korupsi proyek air minum untuk daerah bencana. Sungguh sangat menyedihkan. Oh, teganya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.