Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Dalam debat capres, isu-isu menarik bisa tertutup oleh pernyataan atau gestur sepele. Hal-hal kecil ini bisa berdampak besar. Bisa mengganjal. Seperti kerikil yang nempel di sol sepatu.
Contohnya, debat Capres 2014 antara Prabowo-Hatta melawan Jokowi-JK. Saat itu, kekeliruan Hatta mengenai penghargaan Kalpataru dinilai mempengaruhi elektabilitasnya bersama Prabowo.
Sebaliknya, menguntungkan Jokowi-JK. Saat itu, Hatta menanyakan kepada Jokowi mengenai penghargaan Kalpataru. Hatta menyatakan bahwa Kalpataru merupakan salah satu penghargaan tertinggi yang banyak diinginkan kota-kota di Indonesia.
Cawapres Jusuf Kalla berpikir copot. Dia mencium dan menangkap ada celah yang bisa dimasuki dan diserang dari pertanyaan Hatta. “Saya ingin menanggapi. Pertanyaan Bapak bagus. Cuma keliru. Kalau penghargaan untuk kota, itu bukan Kalpataru, tapi Adipura,” kata Kalla sembari tersenyum.
Kalpataru adalah penghargaan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup di Indonesia. “Karena pertanyaannya keliru, saya tidak perlu jawab,” ujar Kalla, lagi-lagi sembari tersenyum. Tak butuh waktu lama, “pasukan medsos” yang siap siaga dengan semangat ’45, langsung menangkap, menggoreng dan meluncurkan isu itu.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.