Dark/Light Mode
Sebelumnya
Apalagi kalau di kubu internal PKS ada tarik-menarik juga, bisa tambah alot. Kita yakin, berlarut-larutnya proses pemilihan cawagub DKI Jakarta ini bukan karena ada prinsip bahwa “makan siang tidak ada yang gratis”.
Kita percaya, ini semata-mata demi kepentingan rakyat. Mencari yang terbaik. Semoga. Memang tidak ada batasan waktu sampai kapan kursi wagub harus diisi. Tapi, membiarkannya kosong terlalu lama, juga tidak baik.
Ibarat kursi, sedikit goyang di lantai yang tak rata. Memang, Sekda Sekretaris Daerah Pemprov DKI Jakarta, Saefullah dinilai cukup lincah, bisa masuk kemana-mana, tapi, kalau ada Wagub, pasti lebih sempurna.
Minimal, Anies punya teman diskusi. Ada partner. Ada pembanding. Second opinion. Kita berharap, kursi wagub DKI segera diisi. Kalau pun Anies masih menjomblo, paling tidak ini ujian buat dia: apakah bisa bekerja optimal, menghasilkan karya-karya luar biasa dalam kondisi “tidak normal”? Kalau bisa, Oke.
Lulus. Paling tidak, ada nilai plus, kalau dia ingin “naik kelas”. Kalau tidak bisa, ini juga akan menjadi penilaian tersendiri. Bagi rakyat, ada atau tidak ada wagub, jomblo atau punya pasangan, yang penting ada karya luar biasa. Membawa kemaslahatan rakyat.
Kalau ada pasangan, tapi tidak cocok, ngerecokin terus, juga buat apa? Prinsipnya, dua kepala masih lebih baik dibanding satu kepala. Apalagi mengurus DKI Jakarta yang demikian komplek.
Ngurus rakyatnya, ngurus pegawainya, ngurus kotanya. Macam-macam. Karena itu segerakanlah cari pasangan yang baik, yang bisa saling isi, bisa kerjasama dan tidak ngerecokin.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
