Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menakar Isu TKA China

Minggu, 3 Mei 2020 05:01 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah perlu menakar sangat cermat dan tepat terkait rencana kedatangan 500 tenaga kerja asal China. Suasana kebatinan masyarakat yang sedang dihantui Corona, simpang siur mudik dan gelombang PHK, membuat isu ini sangat sensitif bahkan bisa menjadi “bola liar”.

Kedatangan TKA China untuk mengerjakan proyek di Sulawesi Tenggara tersebut ditolak oleh Gubernur dan DPRD Sultra secara tegas. Penolakan ini justru tidak sejalan dengan sikap Kementerian Tenaga Kerja yang justru tidak bisa menolak rencana tersebut.

Beragam reaksi muncul. Salah seorang anggota DPRD Sultra mengatakan, “ini aneh. Di saat tenaga kerja lokal dirumahkan, 500 TKA asal China justru didatangkan.”

Bahkan, Ketua DPRD Sultra mengancam akan memimpin langsung demo penolakan kalau saja TKA China tersebut tetap dipaksakan datang.

Baca juga : Kritikan Keras JK

Fenomena ini perlu dipikirkan cermat dan matang. Bahwa akan ada potensi kerugian kalau proyek besar tersebut tersendat atau ditunda, iya. Tapi, dampak sosial politiknya perlu dipertimbangkan juga.

Jangan sampai kepentingan ekonomi yang bisa diukur dan dihitung itu mengabaikan dampak sosial politik yang tidak terlihat.

Saat ini saja, ada beberapa “perlawanan” yang disampaikan para kepala daerah, bahkan oleh ketua RT, yang disuarakan lewat media sosial. Mereka antara lain curhat soal berbagai macam sumbangan atau bantuan pemerintah yang tidak berjalan baik.

Jangan sampai, isu TKA China ini bisa memperbesar ketidakpuasan itu. Kita tidak berharap isu ini menjadi konsumsi publik yang bisa nyerempet kemana-mana.

Baca juga : Nasi Anjing dan Kepekaan

Kita sudah merasakan bagaimana reaksi dan kekecewaan publik ketika pemerintah dinilai kehilangan momen terbaik di awal-awal virus Covid-19 masuk Indonesia.

Saat itu, misalnya, ada yang ingin memanfaatkannya dengan mendatangkan wisatawan, ada yang terkesan bercanda atau ada yang meremehkan virus Covid-19. Kalau ditambah lagi isu TKA China yang sensitive ini, maka bisa menumbuhkan kekecewaan baru. Ini tidak positif.

Karena itu, isu ini mesti disikapi serius, takarannya harus pas, terukur dan matang.

Pemerintah juga perlu memberikan penjelasan yang baik, menenangkan serta memahami psikologi publik di tengah perjuangan berat melawan Covid-19. Di tengah dampak Corona yang tampaknya akan berat serta sulit diprediksi.

Baca juga : Bisakah Corona Cepat Berlalu?

Kebijakan yang menenangkan bisa menjadi obat yang bisa mengurangi sakit dan luka.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.