Dark/Light Mode

Perlu Lebih Transparan

Selasa, 14 April 2020 02:24 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Kalau data Corona dibuka secara transparan, apa dampaknya? Pertama, bisa menimbulkan kepanikan. Kedua, bisa menguatkan kewaspadaan.

Kalau infonya “ditahan-tahan”, masyarakat tidak panik, tapi bisa jadi abai. Terlena. Anggap enteng. Pilih mana?

Awalnya, pemerintah ingin menampilkan sikap “jangan panik”. Menkes misalnya, terlihat santai. Berusaha menampilkan kesan “Menkes saja tidak panik”. Karena, itu, pasien pertama yang sembuh dari Corona ditampilkan ke publik.

Ada yang menangkapnya itu sebagai sinyal  optimisme bahwa Corona bisa sembuhk. Sama dengan flu biasa. Tapi, di sisi lain, optimistis tersebut bisa menjurus ke sikap kurang waspada. Disikapi biasa-biasa saja, bukan darurat. Sikap ini, berbahaya.

Baca juga : Nolak Jenazah dan Jabodetabek

Ketika Corona ternyata lebih ganas dan lebih meluas dari yang diperkirakan, kesadaran pun muncul. Gubernur Jawa Barat dan DKI Jakarta serta beberapa kepala daerah kemudian mendesak transparansi tersebut.

Transparansi lokasi misalnya, bisa menjadi acuan bagi pemerintah daerah untuk fokus “mengepung” wilayah tertentu lewat kebijakan-kebijakan yang cepat dan tepat. Masyarakat juga memiliki alarm untuk sementara tidak mengunjungi lokasi tersebut.

Kehati-hatian pemerintah bisa dipahami. Karena pemahaman masyarakat berbeda-beda. Misalnya, ada yang menganggapnya aib sehinga bisa menimbulkan sikap diskriminatif. Bahkan, di awal-awal, pejabat di Natuna, menolak wilayahnya dijadikan rumah sakit Corona.

Sekarang, pemahaman masyarakat sudah mulai berkembang. Saatnya transparansi dikedepankan. Diharapkan, transparansi tersebut membuat masyarakat akan lebih waspada. Transparansi menumbuhkan kepercayaan kepada masyarakat. Data-data misalnya, perlu lebih dirapikan.

Baca juga : Dan, Ibnu Sina Pun Tersenyum

Perlu pula dijelaskan grand design penanganan Corona di Indonesia. Untuk hal teknis, misalnya, apakah akan ada test massal, karena dibanding negara lain, Indonesia termasuk yang terendah jumlah pengetesannya.

Selain itu, apakah contact tracing yang detil masih terus dilakukan? Apakah pemerintah akan memenuhi kebutuhan dan perlengkapan para tenaga medis dan bagaimana menambah jumlah tempat tidur rumah sakit? Termasuk ventilatornya, dan sebagainya.

Pemerintah perlu memberi keyakinan dan mengirim pesan yang kuat “bahwa kita bisa! Indonesia mampu!”.

Pesan yang jelas akan menumbuhkan keyakinan masyarakat, dunia internasional, juga kepada para investor. Contoh, Australia terpaksa menarik pulang duta besarnya di Indonesia, karena, seperti diberitakan media Australia, penanganan Corona Indonesia, buruk.

Baca juga : Membayangkan Langkah JK

Semoga kita bisa segera menemukan strategi dan peta jalan yang jelas sehingga bisa lebih koordinatif, cepat dan tepat.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.