Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
RM.id Rakyat Merdeka - Tercium aroma kuat urusan menangani Covid-19 telah menjadi panggung politik 2024. Setidaknya ada dua arus besar yang bermain. Keduanya terbaca nyata di ruang-ruang publik telah menjadi dua madzhab yang berbeda, bertentangan satu sama lain.
Madzhab pertama tetep keukeuh bahwa Covid-19 ini adalah musuh bersama yang harus diperangi secara serius. Apa pun situasinya harus kita lawan dan basmi hingga akar-akarnya.
Baca juga : Lebaran dan Korupsi
Strategi besarnya tetep perang dan armada pasukannya seluruh warga tanpa kecuali. Semua pasukan harus turut bertempur dan taat komando. Caranya, tidak memberi ruang leluasa terjadinya penularan. Seluruh warga dihimbau #dirumahaja dan pelarangan keras bepergian jika tak benar-benar urgen. Jangankan keluar kota, keluar rumah saja dilarang.
Inilah madzhab lockdown meski dengan bahasa yang berbeda. Madzhab ini garis keras gerakan #dirumahaja dan mengecam keras bahkan mengutuk siapa saja yang keluyuran apalagi membuat kerumunan.
Baca juga : Indonesia Sakarepmu
Mereka berkeyakinan lugu bahwa Covid-19 adalah virus penyakit, problem medis yang musti disikapi serius. Mereka tidak membuka bahkan menolak pendapat bahwa aspek politik global di balik Covid-19 dan menyanggah adanya kekuatan besar yang menciptakan segala persoalan ini. Mereka tidak percaya teori konspirasi.
Sementara itu, madzhab kedua adalah sekelompok elite yang didukung masyarakat yang sudah kehilangan daya tahan fisik, psikologis, dan ekonomi akibat protokol madzhab pertama. Mereka melihat Covid-19 itu tak semenyeramkan dan tak sebahaya aslinya. Sekaligus meyakini bahwa semua yang terjadi adalah by design dan bagian dari konspirasi sekolompok kekuatan tertentu.
Baca juga : Berdamai dengan Covid-19
Oleh karenanya, sikap warga sejatinya lebih rileks dan mulai mengusung gerakan Indonesia berdamai dengan Covid-19. Madzhab ini mengusulkan protokal kehidupan dalam suasana new normal karena sejatinya Covid-19 itu diyakini tak punya bukti telah menjadi sebab tunggal kematian seseorang yang terpapar. Mereka yang menjadi korban adalah yang sudah sepuh, berpenyakit dalam, dan daya tahan atau imunitynya sudah diambang terrendah.
Mereka mengusulkan protokol new normal ini lebih pada kampanye kesadaran warga untuk bisa menjaga healthy life style aja. Hidup tetap mengkonsumsi vitamin. Mengapa, sebab pada akhirnya kembali ke rumus umum dalam dunia kesehatan: virus tidak hinggap ke tubuh dan jiwa yang kuat, prima. Oleh karenannya, ikhtiar manusia itu sederhana: selalu sehat, selalu bahagia, selalu olah raga sebagai pilihan agar imunitas tetap terjaga.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.