Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Protokol New Normal

Rabu, 20 Mei 2020 02:35 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Tercium aroma kuat urusan menangani Covid-19 telah menjadi panggung politik 2024. Setidaknya ada dua arus besar yang bermain. Keduanya terbaca nyata di ruang-ruang publik telah menjadi dua madzhab yang berbeda, bertentangan  satu sama lain.         

Madzhab pertama tetep keukeuh bahwa Covid-19 ini adalah musuh bersama yang harus diperangi secara serius. Apa pun situasinya harus kita lawan dan  basmi hingga akar-akarnya.

Baca juga : Lebaran dan Korupsi

Strategi besarnya tetep perang dan armada pasukannya seluruh warga tanpa kecuali. Semua pasukan harus turut bertempur dan taat komando. Caranya, tidak memberi ruang  leluasa terjadinya penularan. Seluruh warga dihimbau #dirumahaja dan  pelarangan keras bepergian jika tak benar-benar urgen. Jangankan keluar kota, keluar rumah saja dilarang.

Inilah madzhab lockdown meski dengan  bahasa yang berbeda. Madzhab ini garis keras gerakan #dirumahaja dan mengecam keras bahkan mengutuk siapa saja yang keluyuran apalagi  membuat kerumunan.      

Baca juga : Indonesia Sakarepmu

Mereka berkeyakinan lugu bahwa Covid-19 adalah virus penyakit, problem medis yang musti disikapi serius. Mereka tidak membuka bahkan menolak  pendapat bahwa aspek politik global di balik Covid-19 dan menyanggah adanya kekuatan besar yang menciptakan  segala persoalan ini. Mereka tidak percaya teori konspirasi.      

Sementara itu, madzhab kedua adalah sekelompok elite yang didukung masyarakat yang sudah kehilangan daya tahan fisik, psikologis, dan ekonomi akibat protokol madzhab pertama. Mereka melihat Covid-19 itu tak semenyeramkan dan tak sebahaya aslinya. Sekaligus meyakini bahwa semua yang terjadi adalah by design dan bagian dari konspirasi sekolompok kekuatan tertentu.      

Baca juga : Berdamai dengan Covid-19

Oleh karenanya, sikap warga sejatinya lebih rileks dan mulai mengusung gerakan Indonesia berdamai dengan Covid-19. Madzhab ini mengusulkan  protokal kehidupan dalam suasana new normal karena sejatinya Covid-19 itu diyakini tak punya bukti telah menjadi sebab tunggal kematian seseorang yang terpapar. Mereka yang menjadi korban  adalah yang sudah sepuh, berpenyakit  dalam, dan daya tahan atau imunitynya sudah diambang terrendah.

Mereka mengusulkan protokol new normal ini lebih pada kampanye kesadaran warga untuk bisa menjaga healthy life style aja. Hidup tetap  mengkonsumsi vitamin. Mengapa, sebab pada akhirnya kembali ke rumus umum dalam dunia kesehatan: virus tidak hinggap ke tubuh dan jiwa yang  kuat, prima. Oleh karenannya, ikhtiar manusia itu sederhana: selalu sehat, selalu bahagia, selalu olah raga sebagai pilihan agar imunitas tetap terjaga.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.