Dark/Light Mode

Aksi 1812

Jumat, 18 Desember 2020 05:11 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Rencana aksi 1812 ini gerakan apa? Gerakan moral keagamaan- kah atau politik? Dari ke waktu gerakan seperti ini semakin pekat -dinilai- warna politiknya. Aksi ini sudah jauh diprasangkai telah masuk ke ranah gerakan politik praktis yang bisa merongrong persatuan dan kesatuan.

Sejak awal trigger-nya gerakan ini menggunung memang karena politik, di momen gerakan 212, lalu mendapat sentuhan kapitalisasi berubah jadi gerakan moral-keagamaan, lalu setelah membesar ada yang menyeret-nyeret ke politik. Sejarah gerakan yang akhirnya jadi politik tidak usah diherankan. Sejarah selalu berulang di ruang zaman yang berbeda.

Baca juga : Waspada Pengalihan Isu

Cara kita menyikapi gerakan seperti ini sebaiknya tidak terlalu baper dan lebay. Tidak usah jadi gerakan yang amat ideologis. Biasa saja. Kalau terlalu menggunakan kerangka keagamaan, nanti bisa berubah ke arah radikalisasi dan makar. Ini harus diwaspadai.

Gerakan 1812 apapun namanya kalau mau harus jadi gerakan positif. Dalam arti, bekerja pada tataran politik moral, gerakan civil society untuk mencari titik persamaan untuk perbaikan ke depan. Harus segera disosisalisasi ke segenap simpul massa, karena tak banyak waktu lagi.

Baca juga : Pandemi, Resesi, Korupsi

Gerakan ini sejatinya tidak mendeklarasi dukungan ke faksi politik tertentu. Ini untuk menjaga netralitas dan suasana kondusif dari gerakan-gerakan dengan gelombang massa yang tumpah. Sejatinya diisi oleh sholawat dan siraman rohani menyejukkan, yang mendamaikan, dan mengimbau sikap toleransi.

Agenda gerakan 1812 yang sepertinya terancam batal harus bisa menghentikan potensi disintegrasi di berbagai wilayah di Indonesia. Aksi massa sebaiknya di kota masing-masing dengan mengusung tema kampanye yang bersifat imbauan moral menjaga persaudaraan, kebersamaan, dan saling menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI. Itu saja.

Baca juga : Ironi Korupsi Bansos

Media massa dan media sosial juga harus ikut berperan untuk cooling down dan men-drive gerakan seperti 1812 menjadi gerakan high-moral. Bukan gerakan yang menyulut pertentangan politik antara HRS vs non, gerakan pragmatis. Kita merindukan Indonesia yang penuh cinta dan kasih sayang. Indonesia yang ramah dan digjaya.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.