Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus bergerak. Masih bertaji menjalankan program Operasi Tangkap Tangan (OTT). Terakhir, Gubernur yang sesungguhnya memiliki riwayat bersih bahkan pejuang antikorupsi.
Semakin kuat saja alasan negeri ini untuk tetap mempertahankan bahkan memperkuat peran KPK. Ini karena masih saja ada pejabat negeri ini yang masih berani bermain api. Suap menyuap masih saja jadi perilaku kekuasaan dan menegakkan keadilan. OTT merupakan cara pembuktian agar kita menjaga agar sejarah perjalanan bangsa ini tetap pada relnya.
Setiap keputusan yang diambil oleh para pemangku kekuasaan akan menjadi sejarah. Tidak ada yang luput dari catatan. Lalu sejarah akan menjadi saksi reformis atau pecinta status quo seseorang atau sekelompok partai.
Kita sedang berada di persimpangan atau tikungan sejarah. Ini terkait sikap kolektif bangsa ini terhadap institusi baris depan pemberantasan korupsi. Masih ada upaya terencana untuk menjinakkan, untuk tidak menyebut membunuhnya secara perlahan.
Baca juga : Jangan Saling Membungkam
Upaya seperti itu, sebagian besar sudah mengambil bagian sejarahnya masing-masing meski belum final. Namun mereka seperti ingin ‘lempar batu sembunyi tangan.’ Semua ingin steril dari citra tidak reformis. Tangan mereka ingin bersih dari lumur darah dan jejak pembunuhan. Mereka inginnya tidak terdeteksi dan juga tidak terolah di TKP. Ramai-ramai pinjam tangan orang lain sebagai dirty hand.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.