Dark/Light Mode

2024 Jangan Rumit Lagi

Minggu, 21 April 2019 04:36 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Ini hanya amatan sepintas. Itu pun hanya di satu TPS. TPS tempat saya menyoblos di salah satu sudut Jakarta.

Amatan saya, banyak pemilih yang datang, mampir ke papan tempat nama-nama caleg ditempel, mengamati serius sambil mendekatkan muka ke papan. Sambil berbalik badan mereka berkata, “Tidak ada caleg yang terkenal atau saya kenal”. Duh!

Bukan tidak terkenal, tapi sosialisasinya yang kurang. Atau, ini yang paling sering dikeluhkan, tersitanya fokus hanya untuk pilpres. Kampanye selama tujuh bulan, semua perhatian tertuju ke pilpres. Akibatnya, pileg terabaikan.

Ini problem serius. Karena anggota legislatif sangatlah menentukan. Wajah negeri ini tidak hanya ditentukan oleh presiden, tapi juga anggota legislatifnya. Di pusat maupun di daerah.

Baca juga : Perang Langit

Karena itu, perlu dikaji lagi, apakah pilpres dan pileg 2024 mendatang masih dilaksanakan serentak atau terpisah.

Pada pemilu 2014, pemilu dilaksanakan terpisah. Pileg digelar 9 April sedangkan Pilpres 9 Juli. Ada jarak tiga bulan.

Sekarang, banyak yang pusing melihat banyaknya kertas suara yang harus dicoblos. Ada lima kertas suara. Di Jakarta saja, yang kertas suaranya cuma empat, masih dibilang rumit. Apalagi yang lima. Belum lagi cara melipatnya. Banyak juga yang salah. Setelah mencoba beberapa kali, ternyata tak bisa kembali ke lipatan aslinya.

Mungkin karena kebanyakan dan besarnya kertas suara, seorang pemilih di salah satu TPS malah tidak mencoblos. Di kertas suara dia hanya menulis: KORUPTOR SEMUANYA. Pakai huruf besar. Gambar ini beredar di media sosial. Viral.

Baca juga : Jangan Fakir Bekal

Bukan hanya kita yang menilai bahwa Pemilu ini rumit. Media dan lembaga asing juga terheran-heran dengan pemilu di Indonesia. “Pemungutan suara satu hari yang paling rumit,” demikian tulis sebuah lembaga riset asal Australia, Lowy Institute.

Sedangkan media asal AS, New York Times menyebut pemilu Indonesia sebagai “the world's largest direct presidential election”.

Meski disebut rumit, kita bersyukur bahwa pemilu berlangsung relatif lancar. Hanya saja, kita bersedih, banyak petugas yang gugur. Ada yang kelelahan karena harus bekerja sampai dini hari. Ada juga yang kena serangan jantung.

Karena itu, pemilu 2024 perlu dipikirkan untuk memisahkan pemilu legislatif dan pilpres.

Baca juga : Jangan Rusak Persaudaraan

Kalau ada kekhawatiran bahwa parpol akan berkoalisi setelah melihat perolehan suara pemilu legislatif, bisa saja koalisi (untuk pilpres) ditentukan sebelum pemilu legislatif.

Tentu masih banyak alternatif lain yang lebih adil, sederhana dan ringkas. Tidak rumit. Tidak melelahkan. Tidak bikin pusing. Untuk pemilu yang berkualitas.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :