Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jangan Fakir Bekal

Selasa, 9 April 2019 07:03 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Apakah Anda sudah punya caleg pilihan? “Belum, baru parpol, calegnya belum tahu,” begitu jawaban seorang kawan. Bukan hanya nama caleg, bahkan ada pemilih yang masih bingung mau pilih parpol apa.

Kalau calon presiden, biasanya sudah punya pilihan. Undecided voters seperti ini masih banyak. Menurut beberapa survei ada sekitar 15 persen.

Mereka bahkan bisa menentukan pilihan saat berada di dalam bilik suara. Ketika waktu sudah mepet seperti ini, pemilih yang tidak memiliki bekal pengetahuan mengenai caleg, akhirnya memilih asal-asalan.

Baca juga : Tunggu Apa

Tak ada lagi pertimbangan track record, keberpihakan kepada rakyat atau integritas. Yang penting nyoblos. Tidak golput. Sosialisasi mengenai caleg yang agak kurang dan sulit diperoleh ditambah masyarakatnya yang kurang aktif mencari track record caleg, semakin gelaplah siapa yang akan dipilih.

Dalam kondisi seperti ini, lahirlah pasar gelap demokrasi. Salah satunya: serangan fajar, menyogok pemilih menjelang pencoblosan. Delapan hari menjelang pemilu, biasanya “logistik” serangan fajar sudah mulai bergerak.

Isi “amplop” serangan fajar bervariasi. Mulai dari dua puluh ribuan sampai jutaan. Kasus Bowo Sidik Pangarso, misalnya. Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Golkar ini ditangkap KPK, Rabu (27/3) lalu.

Baca juga : Keracunan Politik

Kasusnya terkait biaya pengangkutan di BUMN pupuk. Dalam OTT tersebut diamankan uang Rp 8 miliar. Uang tersebut sudah dimasukkan dalam 400 ribu amplop. Isinya 20 dan 50 ribuan.

“Untuk serangan fajar,” kata KPK. Kalau tidak ditangkap KPK, serangan fajar ini sangat mungkin akan lolos. Uang menyebar. Merusak tatanan. Lalu caleg terpilih lagi. Begitu terus.

Seperti lingkaran setan. Kalau lolos, kita pun tidak yakin, Bawaslu bisa mengungkap sampai sedetil ini. Sampai ke daerah-daerah, ke pelosok-pelosok. Kita butuh komitmen dan kerja keras pengawas pemilu untuk mengawasi serangan fajar dan bentuk kecurangan lainnya.

Baca juga : Serangan Fajar

Sosialisasi mengenai caleg juga perlu terus dilakukan. Jangan pernah putus. KPK misalnya, bisa segera mengumumkan caleg yang tidak melaporkan harta kekayaannya.

Semua pihak mestinya bisa melakukan pencerahan dan edukasi supaya masyarakat punya gambaran dan bekal saat mencoblos. Jangan sampai masyarakat fakir bekal.

Bukan bekal uang, tapi bekal pengetahuan. Kita tidak ingin caleg terpilih justru yang hanya indah branding dan kemasannya, tapi miskin isi. Sebaliknya, yang tak kuat melakukan branding tapi kaya isi, justru tersingkir. Ini sangat tidak sehat. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.