Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Ini urusan “sepele”, tapi penting. Di beberapa tempat, warga yang mau melakukan vaksinasi harus menunjukkan KTP. Kalau bukan warga setempat, tidak bisa divaksinasi. Tampak tertib, tapi di tengah kondisi darurat, itu sangat birokratis.
Kabar baiknya, ada juga daerah yang tidak ribet. Siapa pun boleh. Walaupun bukan warga setempat, boleh divaksin. Ringkas. Simpel.
Baca juga : ``Bodo Amat``, Segera Obati!
Tiap daerah memang beda-beda. Kenapa beda? Kenapa tidak bisa diseragamkan? Kenapa tidak semua kantor kelurahan bisa mengakses data Kependudukan dan Catatan Sipil? Ah, itu urusannya lain lagi, bisa lari ke korupsi e-KTP yang sampai sekarang belum kelar-kelar itu.
Tapi, dari dulu masalahnya memang klasik: birokratis. Dari urusan vaksin sampai urusan investasi triliunan, salah satu masalahnya, rumitnya birokrasi. Uang kopi, uang rokok dan sebagainya. Data yang tidak terintergrasi serta pungli, juga masih jadi kendala.
Baca juga : Bom Waktu (Di Daerah)
Semestinya, kalau tidak bisa mempermudah urusan, setidaknya janganlah dipersulit. Tidak usahlah kita membandingkan dengan Amerika Serikat misalnya, yang memberikan hadiah besar-besaran supaya rakyatnya mau divaksinasi. Bagi kita, permudah saja urusannya. Cukup.
Berbicara Amerika Serikat, untuk mempercepat vaksinasi, berbagai inovasi dilakukan di negara itu. Misalnya, negara-negara bagian memberikan hadiah menggiurkan. Ada hadiah langsung, ada yang diundi.
Baca juga : Awas, Klaster Nobar!
Hadiah utamanya sampai puluhan miliar rupiah. Hadiah langsungnya, antara lain, gratis taco di supermarket tertentu, voucher belanja, tiket tempat hiburan atau merchandise klub-klub basket ternama.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
