Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Isu reshuffle kabinet mencuat lagi. Biasanya, isu “musiman” ini muncul karena beberapa alasan. Pertama, tentu saja karena kinerja menteri yang bersangkutan kurang memuaskan.
Ini murni pertimbangan profesionalitas. Kedua, ada menteri tersandung kasus hukum. Misalnya, terseret kasus korupsi. Saat ini, ada 3 menteri yang disebut-sebut: Menpora Imam Nahrawi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Imam diduga terseret dalam kasus suap dana hibah Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI); Enggartiasto disebut namanya dalam kasus dugaan suap Rp2 miliar yang dilakukan anggota Komisi VI DPR Bowo Sidik Pangarso.
Lukman, yang kemarin diperiksa KPK, terseret kasus dugaan jual-beli jabatan di kementeriannya. Ada satu menteri lagi yang kemarin kesenggol: Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Di dunia maya, BKS, demikian dia biasa disapa, dituntut mundur lewat tagar #PecatBudiKarya. Tagar ini sempat menjadi trending topic twitter.
Alasan ketiga, ada orang luar yang mengincar posisi menteri sehingga melontarkan isu reshuffle. Isu reshuffle juga bisa dimunculkan oleh pihak-pihak tertentu yang merasa dirugikan oleh kebijakan menteri bersangkutan. Atau, merasa diganjal, dipersulit oleh kebijakan menteri tersebut.
Keempat, ada perubahan situasi politik. Misalnya, di tengah jalan, tiba-tiba ada parpol baru yang bergabung dengan koalisi pemerintah sehingga perlu diberikan jatah kursi menteri.
Baca juga : KPK Bukan Akuarium
Kelima, murni hak prerogatif presiden. Ini urusannya dengan nyaman-tak nyaman. Lebih ke personal. Misalnya, kalau ada menteri terseret kasus, Presiden bisa menakar, mengukur dan menimbang mengenai menteri yang terseret kasus tersebut. Diganti atau tidak, tentu saja Presiden tetap memperhatikan dan menghormati proses hukum.
Isu reshuffle kabinet yang kabarnya akan dipertimbangkan setelah lebaran, sangat mungkin terjadi. Itu terlihat dari sinyal yang disampaikan para pejabat yang dimintai tanggapannya.
Menurut kalender, lebaran jatuh pada 5-6 Juni 2019. Tidak sampai sebulan lagi. Apakah akan ada reshuffle kabinet, atau ini hanya isu yang sengaja disebar kelompok tertentu? Bagi rakyat, ada tidak ada reshuffle, yang penting semuanya terjaga, terkendali.
Aman-tentram-sejahtera. Siapa pun menterinya. Tak peduli pemburunya Si A atau Si B, yang penting bisa menembak burung. Menembak dan mencapai target. Untuk rakyat. ***
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.