Dark/Light Mode

Keracunan Politik

Selasa, 2 April 2019 08:39 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Potensinya sama. Kubu 01 maupun 02, sama-sama bisa mengeluarkan pernyataan dan sikap yang berpotensi memanaskan suasana. Ini tidak sehat.

Dampaknya bisa panjang. Bisa menjadi benih yang akan tumbuh sampai pemilu lima tahun mendatang. Ada yang mengancam golput. Ada yang mau menggunakan UU terorisme.

Ada yang mau menggelar people power karena curiga pemilu berlangsung curang. Ada yang menyebar hoax. Ada yang siap-siap melakukan “serangan fajar”. Macam-macam. Kalau bisa, ingin rasanya Pemilu segera digelar. Lalu semuanya selesai.

Baca juga : Serangan Fajar

Tidak ada lagi polusi sampah visual. Pohon-pohon bersih lagi dari paku dan stiker. Tiang-tiang listrik tidak lagi dibebani iklan caleg. Spanduk-spanduk diturunkan.

Saling caci-maki di media sosial distop. Pembicaraan di kedai kopi tak lagi dimeriahkan debat kusir. Semuanya kembali normal. Orang bisa saja menduga bahwa semua hiruk pikuk, persaingan dan kehebohan ini akan berakhir pada 17 April setelah pencoblosan.

Mungkin iya. Sama seperti hiruk-pikuk Pilkada DKI Jakarta yang sekarang sepertinya sudah dilupakan. Kita berharap seperti itu. Seperti dua orang petinju yang berpelukan setelah terlibat duel berdarah-darah.

Baca juga : Selandia Baru

Atau, para pemain sepak bola yang bertukar kaos basah penuh keringat seusai pertandingan. Tapi, kalau para elit terus memproduksi pernyataan provokatif, memanasi suasana yang sudah pengap, menuding sana-sini; itu sama saja seperti menanam benih masalah yang akan tumbuh besar nantinya.

Fenomena sekarang yang sudah memprihatinkan, perlu segera dikontrol. Karena, pilihan politik sudah seperti “SARA baru” yang sangat mengkhawatirkan. Sebaliknya, SARA, suku, agama, ras, antargolongan yang dulu dikhawatirkan menjadi benih perpecahan, sekarang justru bisa dipersatukan karena partai atau capresnya sama.

Semoga para elit politik menahan diri. Berpikir jauh ke depan. Bukan sekadar kursi atau kepentingan sesaat. Dinginkanlah suasana. Buatlah kesejukan. Bukan hanya dengan imbauan manis, tapi di belakang justru manas-manasi. Bukan seperti itu.

Baca juga : Jokdri Tak Sampai Final

Duduk barenglah. Satu meja. Buatlah kesepakatan damai dengan riang gembira. Konkret. Tak perlu menunggu sampai Masa Tenang 14-16 April.

Kalau perlu sekarang juga. Semoga bangsa ini tidak mengalami overdosis yang bisa mengakibatkan keracunan politik. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.