Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Beratnya beban hidup di masa pandemi dan resesi ekonomi sepertinya tidak berlaku bagi beberapa elite negeri ini. Ya, mereka adalah para pejabat yang tidak memiliki sensitivitas dan juga skala prioritas. Dan itu tercermin dalam pilihan kebijakan yang dibuatnya.
Ada petinggi yang memilih untuk memobilisasi mesin partai hanya untuk meningkatkan popularitas, likeabilitas dan elektabiltas. Ratusan miliar sudah, sedang, dan akan dihabiskan untuk mensosialisasikan siapa dirinya ke para pemilih di republik ini. Salahkah?
Baca juga : Melawan Importir Alkes
Dalam situasi normal tentu saja yang demikian sah-sah saja. Namun, di tengah darurat seperti ini langkah tersebut mengusik rasa kemanusiaan. Di tengah melonjaknya angka korban pandemi kok promosi diri sendiri dengan cara tebar baliho. Sejatinya masih bisa dialokasikan harta dan tenaga untuk membantu sesama.
Ini juga merupakan pertanyaan skala prioritas. Mana yang mesti dilebihdahulukan. Mana yang mesti diakhirkan. Banyak yang terbalik.
Oleh karena itu, negara dan para penyelenggara pemerintahannya sering dirasakan ketidakhadirannya. Dianggap gagal. Ya, negara gagal.
Negara mesti responsif. Gercep. Masalah apa pun ditangani profesional. Tidak amatiran. Mestinya adanya divisi quick respons.
Dengan demikian rakyat bisa mendapatkan manfaat berbangsa dan bernegara. Semua terhindar dari kemudharatan. Inilah potret negara sukses. (*)
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.