Dark/Light Mode

Hasil Evaluasi Telemetri Dan Video

Kecelakaan Bamsoet Dan Sean Bukan Kesalahan Pembalap

Senin, 29 November 2021 13:00 WIB
Evaluasi serta analisa data telemetri dan video terjungkalnya mobil Sean Gelael dan Bambang Pacul. (Foto: Istimewa)
Evaluasi serta analisa data telemetri dan video terjungkalnya mobil Sean Gelael dan Bambang Pacul. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hasil evaluasi serta analisa dari data telemetri dan video, terungkap bahwa penyebab terjungkalnya mobil yang dikendarai Sean Gelael dan Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia Bambang Soesatyo (Bamsoet) pada SS2 di Kejurnas Sprint Rally di Meikarta, Bekasi, Sabtu (27/11), bukan faktor pembalap maupun kondisi mobilnya. Kecelakaan itu lebih karena kondisi lintasan yang berubah.

Bamsoet menerangkan, setelah peristiwa kecelakaan, dirinya meminta Wakil Ketua Umum IMI Bidang Roda 4 Ananda Nicola dan Tim Jagonya Ayam KFC yang dipimpin oleh Ayah Sean, Ricardo Gelael, untuk bersama-sama dengan Komisi Pertandingan Roda Empat IMI, melakukan evaluasi. Hal ini juga  biasanya dilakukan FIA setelah kecelakaan terjadi.

"Tim setidaknya melakukan pengecekan terhadap tiga hal. Yaitu mengecek data mobil, mengecek apakah ada driver error, serta mengecek lintasan," terang Bamsoet, di Jakarta, Senin (29/11).

Baca juga : Tak Setuju MUI Dibubarkan, Bamsoet: Yang Terlibat Silakan Proses, Jangan Rusak Lembaganya

Ketua MPR ini menuturkan, dibantu engineer dari Citroen Eropa, Tim Jagonya Ayam KFC membongkar habis mobil Citroen C3 R5 yang dikemudikan Sean. Kondisi mobil setelah diperiksa ditemukan beberapa bagian yang rusak. Namun, rollbar di kabin mobil sama sekali tidak rusak, bahkan tidak satu pun yang patah. Mesin juga masih bagus.

"Soal telemetri, menurut Sean, awalnya dia mengira mobilnya melaju lebih cepat dari sebelumnya, tapi ternyata tidak. Pada saat shakedown hari Jumat (28/11) yang kering dari data telemetri menunjukkan kecepatan 110 km per jam di tempat kecelakaan. Lalu, pada SS1, karena becek setelah semalaman hujan, kecepatan dikurangi dengan melaju 107 km per
jam. Dan pada SS2, saat pertandingan yang mulai mengering, kecepatan 109 km per jam," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini memaparkan, Tim Jagonya Ayam KFC kemudian mempelajari rekaman video yang ada. Didapatlah fakta bahwa ada satu kondisi berbeda di area gravel (tanah liat). Ditemukan ada gundukan yang sama sebelumnya, tapi setelah itu ada gundukan tanah tambahan yang menjadi penyebab mobil Citroen C3 R5 Sean terbang dan terguling. Jarak antara dua gundukan tanah itu sangat dekat, sehingga mobil bisa terlempar dan crash dengan hebat.

Baca juga : Bamsoet Teliti Peran PPHN Dalam Jaga Kesinambungan Pembangunan

"Kesimpulan sementara, dari gundukan tanah tambahan yang tidak dilaporkan keberadaannya, membuat mobil Sean dan saya terbang dan terguling. Karena selama SS1 pagi harinya dari video yang ada, gundukan tanah tersebut tidak ada. Gundukan tanah tambahan tersebut bisa jadi karena proses alamiah, misalnya karena tanah yang mengering. Tapi, bisa jadi baru ditambahkan," urai Bamsoet.

Driving Coach Sean Gelael, Nuno Pinto, yang juga mantan pebalap reli, menjelaskan, dari sisi mobil Sean tidak ada yang salah. Setelan mobil Sean adalah untuk tarmac (aspal). Karena, panjang lintasan Meikarta hanya 5,3 km, yang 5 km adalah tarmac dan 300 meter gravel. Dengan setelan seperti itu, jika ada perubahan lintasan di area gravel, bisa memengaruhi banyak hal, termasuk kecelakaan.

"Kalau di reli, semua terkait kondisi lintasan itu adalah tugas '00' atau '0' car alias mobil pengaman dan pemantau lintasan dan lokasi lomba, yang keluar sebelum peserta pertama melaju. Kalau di F1 dan MotoGP itu tugasnya Safety Car. Pengendara mobil-mobil tersebut lalu melaporkan hasil pengecekan kepada Clerk of The Course (pimpinan lomba) dan Race Director," kata Nuno.

Baca juga : Moeldoko Jenderal Rakyat Yang Rela Buka Kupingnya

Engineer Citroen Daniel Silva menambahkan, mobil yang dikendarai Sean sudah memenuhi standar reli dunia. Sean sebenarnya tidak melaju terlalu kencang, masih dalam taraf wajar karena statusnya ekshibisi. Hanya saja perubahan kecil di lintasan yang menyebabkan kecelakaan terjadi.

"Pembelajarannya adalah, lintasan memang harus dipastikan aman dan layak. Di ajang reli dunia, unsur safety memang jadi prioritas FIA menyusul kecelakaan hebat Robert Kubica saat mengendarai Skoda pada Reli Andora 2011. Karenanya, mobil, pebalap, dan lintasan harus benar-benar dipastikan layak dalam setiap kejuaraan balap," pungkas Daniel. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.