Dark/Light Mode

Aturan Baru FIFA Jadi Angin Segar Bagi Indonesia Menuju Piala Dunia

Pemerhati: Syaratnya Revolusi PSSI

Rabu, 28 Desember 2022 18:31 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerhati sepak bola nasional Dr. Amsori Bahruddin Syah mengatakan, jalan bagi Indonesia untuk bisa mengikuti Piala Dunia kini terbuka lebar. Hal itu tercermin dari aturan baru FIFA di Piala Dunia 2026.

Mulai dari jumlah tim peserta hingga skema pertandingan. Piala Dunia 2026 akan digelar di tiga negara sekaligus, yakni Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

Meski masih terpaut 3,5 tahun mendatang, persiapan gempita bola dunia itu sudah berjalan saat ini. FIFA merencanakan penambahan jumlah peserta Piala Dunia 2026 menjadi 48 tim, dari yang sebelumnya hanya 32 tim saja.

Harapannya, semakin banyak negara yang ikut andil dalam pesta sepak bola dunia, termasuk tim yang tidak pernah tampil di Piala Dunia.

Baca juga : Pecah! Nonton Bareng Teroooss Jadi Saksi Messi Raih Piala Dunia Qatar 2022 

Penambahan kuota peserta untuk Piala Dunia 2026 yang digelar di Kanada, Amerika Serikat dan Meksiko ini turut berimbas pada sepak bola Asia, di mana kuota tim yang lolos mencapai delapan slot, dari yang sebelumnya hanya empat slot.

"Adanya penambahan slot negara Asia yang bisa tampil di Piala Dunia 2026 itu membuat kans Timnas Indonesia terbuka lebar. Paling tidak, aturan baru FIFA untuk Piala Dunia 2026 adalah motivasi tersendiri untuk Timnas Indonesia membuat roadmap sepak bola yang lebih jelas dan terarah," kata Dr. Amsori Bahruddin Syah, Rabu (28/12).

Amsori melanjutkan, meskipun ada peluang bagi Indonesia, tetapi hal itu tidak mudah. Sebab, bercermin dari rangking FIFA saat ini tim skuad garuda masih berada di posisi 151 dunia dan 28 di Asia.

"Ini perlu perjuangan yang besar bagi Timnas Indonesia. Syaratnya ya harus bisa meningkatkan ranking FIFA. Minimal masuk 10 besar Asia," tutur Amsori.

Baca juga : Indonesia Care Keluhkan Lambannya Pembersihan Puing Rumah

Dalam jalan menuju peningkatan ranking FIFA itu, perlu ada pembenahan total sepak bola Indonesia.

"Mulai dari rombak total organisasi PSSI, fokus pada perbaikan pembinaan talenta muda yang konsisten dan terukur serta perbaikan kualitas liga," ungkapnya.

Akademisi Universitas Nasional itu mengatakan, PSSI juga harus melakukan pembinaan kepada calon-calon pemain Timnas dari bawah.

Yakni, Sekolah Sepak Bola (SSB), dan aturan dalam pembinaan juga harus dikuatkan demi melahirkan bibit-bibit pemain unggul ke depan.

Baca juga : Wantimpres Agung Laksono: Semoga Hubungan Indonesia-Malaysia Semakin Baik

"Utamanya harus ada revolusi dalam pembinaan sepak bola usia muda itu dari tingkat SSB, diatur sistemnya seperti apa lalu anak-anak sepak bola yang bermain di sekolah, di kampung-kampung kalau ada potensi harus direkrut PSSI bukan sibuk naturalisasi mulu kita," tegasnya.

Dipaparkan Amsori, salah satu kelemahan yang sering dialami oleh pemain-pemain Timnas Indonesia adalah terputus generasi, yang mana saat masih di tim junior sangat baik.

Namun, setelah naik ke level senior mulai hilang kualitas. Hal ini tidak lepas dari kelalaian PSSI selaku organisasi induk sepak bola di Indonesia dalam menjaga kualitas pemain di Timnas.

“Kelalaian PSSI misalnya, ada pemain muda pada usia 17 tahun dia pemain muda Persija, ketika mau naik usia 18-20 jangan main di Persija lagi, tapi main di top Eropa,” bebernya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.